Baca: Kenangan Rohingya: Warga Hingga Tentara Jadi Pengungsi Tanpa Kewarganegaraan
"Bahkan, saat ini antara kondisi penduduk desa dan pengungsi yang ada di barak tidak ada perbedaan, keduanya sangat memerlukan bantuan kemanusiaan” ujar Deni Kurniawan, relawan PKPU yang menghabiskan sebagian besar Ramadhan ini di Sittwe.
Deni menambahkan, Ramadhan tahun ini kondisi pengungsi Rohingya semakin memprihatinkan akibat bersamaan dengan musim penghujan dan angin topan.
"Angin topan MORA yang menerpa wilayah Rakhine dan Bangladesh telah menghancurkan rumah-rumah semi permanen yang ditinggali pengungsi hingga sampai habis tak berbekas. Hujan dan badai juga terus terjadi sepanjang hari," katanya.
PKPU dalam merespon situasi tersebut, selama Ramadhan ini, telah mendistribusikan 2040 paket sembako untuk 2000 keluarga Rohingya yang tersebar di berbagai kamp pengungsian dan desa sekitarnya.
Juga didistribusikan 600 paket pakaian dan alat kebersihan untuk menggantikan barang-barang pengungsi yang hilang tersapu badai.
Dikatakan Deny, jalanan menuju camp yang penuh lumpur menyulitkan dalam pendistribusian logistik.
Terlihat pemandangan para pengungsi yang mencoba memperbaiki atap-atap rumah sementara mereka agar minimal dapat melindungi ketika hujan datang.
Saat ini etnis Rohingya tersebar di berbagai kamp pengungsian di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Ada sekitar 120 ribu orang yang tinggal di rumah-rumah sementara sebagai pengungsi dan ribuan lainnya tinggal di desa sekitar camp, yang terisolasi akibat kebijakan pembatasan bergerak.