TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Penangkapan empat mahasiswa Indonesia di Mesir dilakukan saat para mahasiswa tersebut hendak membeli bahan makanan untuk berbuka puasa di pasar.
Kedutaan Besar RI (KBRI) di Kairo, Mesir, akhirnya memberikan penjelasan terkait penangkapan empat mahasiswa di negara itu.
Menurut rilis yang diberikan, pihak KBRI Kairo awalnya menerima laporan melalui hotline-nya dari seorang mahasiswa Al-Azhar dari Balikpapan, Rifai Mujahidin Al-Haq, 6 Juni.
Laporan itu menyebutkan bahwa Rifai bersama dua rekannya dari institusi pendidikan yang sama, Adi Kurniawan dari Bandung dan Achmad Affandy Abdul Muis dari Lampung, ditangkap.
Baca: Empat Mahasiswa Indonesia Ditangkap di Mesir, Begini Tindakan KBRI Kairo
Pada 21 Juni, KBRI Kairo menemui Kepala Intelijen dan WNA di Kantor Pusat Imigrasi dan mendapat infomrasi bahwa ada seorang mahasiswa WNI lain yang ditangkap.
Mahasiswa tersebut bernama Mufqi Al-Banna, yang ditahan di Polsek Aga Provinsi El Dakahlia, meski sempat ditangkap di sekitar Samanud juga.
Berdasarkan informasi dari seorang mahasiswa yang berada di Kota Samanud, memang ada aksi penangkapan yang dilakukan saat razia polisi di kota tersebut.
Dikatakan ada beberapa orang yang kemudian ditangkap dalam razia itu atas tuduhan keterlibatan dalam gerakan radikalisme.
Termasuk yang ditangkap adalah para mahasiswa WNI tersebut, beserta sejumlah warga negara Mesir dan warga negara asing lainnya.
"Diperoleh informasi dari beberapa teman korban bahwa penangkapan terjadi saat mereka hendak membeli bahan untuk berbuka puasa di pasar," jelas KBRI Kairo.
"Tiba-tiba mereka didatangi oleh polisi, lalu seketika itu mereka bertiga ditahan di Kantor Polisi Resor Samanud," lanjut pernyataan itu.
Penangkapan tetap dilakukan meskipun para mahasiswa tersebut telah menunjukkan paspor asli, izin tinggal yang masih berlaku, dan kartu mahasiswa Al-Azhar.
Keempat mahasiswa itu berakhir dideportasi, yang dilakukan seusai Hari Raya Idul Fitri dan setelah pihak keluarga dikabarkan untuk mengurus tiket kepulangan mereka.
Atas penangkapan itu, KBRI Kairo sudah dua kali mengunjungi kantor polisi di Samanud dan Aga untuk memberikan bantuan hukum pada empat mahasiswa itu.
"Namun demikian, hingga saat ini KBRI Kairo tidak pernah menerima pemberitahuan resmi mengenai alasan dan latar belakang penangkapan," sebut KBRI Kairo.
Menurut KBRI Kairo, Keamanan Nasional dan Kepolisian Mesir memang sedang gencar melakukan razia atas serangkaian aksi terorisme di negara itu.
Beberapa di antaranya adalah serangan di Gereja St George, Tanta, yang menewaskan 28 orang, serta di Gereja St Markus, Alexandria, yang menewaskan 17 orang.