Misteri Darvaza baru mulai terkuak ketika penjelajah George Kouronis yang bekerja sama dengan National Geographic dan perusahaan travelKensington Tours menjadi manusia pertama yang mencapai dasar kawah tersebut pada 2013.
Misi Kouronis adalah mengambil sampel dari lantai kawah agar para peneliti dapat mengetahui ada tidaknya kehidupan di dalam Darvaza.
Untuk melakukannya, Kouronis menjalani persiapan selama 18 bulan, termasuk berlatih dengan pakar laga agar tidak panik ketika terbakar.
Lalu, dilengkapi dengan alat pernapasan khusus, pakaian yang memantulkan panas, dan sabuk memanjat yang terbuat dari Kevlar agar tidak meleleh; Kouronis turun ke dasar Darvaza.
Berbicara kepada National Geographic, Kouronis mendeskripsikan pengalamannya seperti mendarat di planet lain.
Dia melihat Darvaza sebagai “koloseum api” yang terbuat dari ribuan api-api kecil dan berbunyi seperti mesin jet.
“Kami berhasil menemukan beberapa bakteri yang hidup di dasar dan merasa nyaman dalam temperatur tersebut. Namun, yang lebih penting adalah fakta bahwa mereka tidak ditemukan di tanah sekitar kawah,” ucapnya.
Dia melanjutkan, di luar tata surya kita, ada banyak planet yang kondisinya mirip dengan bagian dalam kawah ini.
Mengetahui bahwa ada kehidupan yang bisa bertahan di dalamnya akan memperluas jumlah planet yang dapat kita selidiki untuk mencari bukti kehidupan di luar bumi. (*)