News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Wanita Asal Amerika Peras ASI 10 Jam Sehari Untuk Disumbangkan

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Elisabeth Anderson-Sierra (29) dan kedua putrinya Isabella (2) dan Sophie (6 bulan).(SWNS/Mirror)

"Memeras ASI bukan pekerjaan yang menyenangkan, sangat tak nyaman dan sakit, tetapi ini adalah pekerjaan cinta," ujar Elizabeth.

"Selama 2,5 tahun ini, saya tak pernah libur (memeras ASI). Ini lebih dari sebuah pekerjaan tetap bagi saya," tambah dia.

Elizabeth menambahkan, ASI yang disumbangkannya itu akan membantu ribuan bayi karena begitu tiba di bank ASI maka air susu itu akan diproses kembali sehingga satu ons ASI bisa digunakan empat bayi.

"Dan saya tak peduli kemana ASI ini akan disalurkan. Saya pernah mendonasikan ASI saya kepada pasangan gay dan para ibu yang menderita kanker payudara," kata dia.

"Saya mendapatkan perasaan yang begitu luar biasa," dia melanjutkan.

Bank ASI yang menerima donasi memberi Elizabeth 1 dolar AS atau sekitar Rp 13.000 sebagai kompensasi hilangnya waktu perempuan itu.

Dan oleh Elizabeth uang tersebut digunakan untuk menambah biaya pembelian lemari pendingin, peralatan, dan suplemen tambahan bagi dirinya agar bisa terus menghasilkan ASI dalam jumlah yang memadai.

Ibu dua anak ini setelah beberapa tahun menganggap mendonasikan ASI sudah menjadi bagian dari hidupnya.

"Saat pertama memulai memang sangat berat, terutama karena tak ada harga pasti untuk ASI dan semua kesulitan serta kesakitan saat memproduksinya," kenang Elizabeth.

"Ini seperti menyerahkan begitu saja lukisan kuno di Kapel Sistine yang harganya tak terhingga karena membutuhkan ribuan jam kerja," kata dia.

"Saya juga sempat khawatir, bagaimana jika ASI saya habis dan saya tak bisa menyusui bayi saya sendiri?" Elizabeth melanjutkan.

Namun, akhirnya Elizabeth bisa melalui semua itu dan terus menyumbangkan ASI-nya bagi ribuan bayi yang membutuhkan.

"Kegiatan ini membuat saya merasa telah memberikan sumbangan bagi masyarakat saya dan berpartisipasi dalam hal kemanusiaan," dia menegaskan.

"ASI adalah emas cair, sehingga jangan disia-siakan dan banyak yang membutuhkan ASI di luar sana," ujar Elizabeth.

Penulis: Ervan Hardoko

Berita ini sudah dimuat di Kompas.com dengan judul: Wanita AS Peras ASI 10 Jam Sehari untuk Menyumbang Bayi Prematur

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini