Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Awal tahun ini seorang pelajar SMP Kachou di Kota Nankoku Perfektur Kochi,Yoshihiro Kawamura (15) bunuh diri karena ijime (bullying).
Hasil tim penyelidik pihak pemda setempat diumumkan akhir Maret menyatakan tak ada unsur ijime.
Ayahnya, Masayuki Kawamura, tidak puas dan hari ini Jumat (4/8/2017) mengajukan proposal ke Kementerian Pendidikan Jepang di Tokyo agar melakukan penelitian ulang kasus putra sulungnya itu.
"Saya yakin anak itu dibully oleh teman-temannya, karena banyak bukti menunjukkan hal tersebut. Namun aneh komisi penyelidik pemda menyatakan tidak ada bully, benar-benar aneh," kata Kawamura.
Bukti-bukti tersebut misalnya bajunya bagian kancing atas yang robek seolah bekas ditarik oleh seseorang.
Kesaksian dari beberapa temannya di kelas dua SMP juga menyatakan bahwa Yoshihiro dibully saat masih hidup.
Cara bully bukan hanya dengan kata-kata saja bahkan Yoshihiro disiram tubuhnya oleh para pembully tersebut.
"Saya cuma ingin kebenaran terungkap dan lebih lanjut tentu ingin tahu mengapa mereka membully anak saya itu, alasannya apa sebenarnya," tambahnya.
Setelah proposal untuk meninjau ulang penelitian kasus anaknya dimasukkan hari ini ke Kementerian Pendidikan Jepang, diperkirakan sekitar sebulan akan ada keputusan untuk melakukan penelitian ulang atau tidak.
"Kalau pun dilakukan penelitian ulang akan dibentuk tim independen pihak ketiga supaya profesional dan netral," ungkap sumber Tribunnews.com di Kementerian Pendidikan Jepang.