TRIBUNNEWS.COM, BARCELONA - Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy menyebut serangan di Barcelona, Spanyol, sebagai "terorisme jihad".
Sebanyak 13 orang tewas dan 100 orang terluka setelah sebuah van menabrak kerumunan orang di kawasan padat wisatawan Las Ramblas, Barcelona.
Pihak berwenang Spanyol menyebut insiden yang terjadi Kamis (17/8/2017) itu sebagai serangan teror.
Sedangkan, dari 100 korban cedera, 15 orang di antaranya berkondisi kritis.
Warga 24 negara dikatakan termasuk di dalam total 13 orang korban tewas dan 100 orang korban cedera.
Dari informasi yang dihimpun Tribunnews, baru ada beberapa negara yang disebutkan, di antaranya Prancis, Jerman, Spanyol, Belanda, Argentina, Venezuela, Belgia, Australia, Hungaria, Peru, Romania, Irlandia, Yunani, Kuba, Makedonia, Tiongkok, Italia, Algeria, dan AS.
Dalam pernyataannya di Barcelona, Rajoy menyampaikan solidaritas terhadap kota tersebut pada Kamis itu.
"Saya ingin menyampaikan solidaritas untuk seluruh warga Spanyol, khususnya Barcelona, yang hari ini disasar terorisme jihad," kata Rajoy.
Menurut Rajoy, bukan hanya Barcelona yang mengalami insiden mematikan tersebut, namun juga Paris, Nice, Brussels, Berlin, dan London.
"Kota-kota itu sudah mengalami penderitaan dan ketakutan yang sama dengan apa yang dialami Barcelona hari ini," ucapnya lagi.
Rajoy menilai bahwa perlawanan terhadap terorisme menjadi prioritas utama bagi masyarakat bebas dan terbuka seperti Spanyol.
Karena itu, Rajoy mendesak agar terorisme segera direspons secara global, mengingat ancaman yang ditimbulkan berdampak kepada dunia global.
Baca: Bareskrim Akan Periksa Sejumlah Artis Terkait Kasus First Travel, Siapa Mereka?
Kelompok ISIS telah mengklaim serangan tersebut melalui media pemberitaan resminya, Amaq.