TRIBUNNEWS.COM - Aung San Suu Kyi, penasihat negara Myanmar saat ini sekaligus peraih nobel perdamaian tahun 1991, menuai kritik terkait kekerasan militer Myanmar terhadap etnis Rohingya.
Bahkan, ia dikecam oleh peraih nobel perdamaian lainnya, karena dinilai membiarkan pembunuhan terhadap warga Rohingya oleh militer Myanmar.
Satu dari 13 peraih nobel yang mengirim surat terbuka ke dewan keamanan PBB untuk mengkritik Su Kyi adalah Malala Yousafzai. Ia adalah peraih nobel perdamaian 2014.
Dalam surat terbuka mereka yang diunggah di Guardian, 1 September 2017, para peraih nobel menyatakan serangan militer Myanmar secara semena-mena telah membunuh ratusan orang termasuk anak-anak.
Mereka mengkritik keras Su Kyi karena tak mampu menyelesaikan masalah etnis minoritas Rohingya.
Padahal Su Kyi selama ini dikenal sebagai pejuang demokrasi dan hak asasi manusia.(*)