TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Kamala Harris sementara merebut dukungan pemilih di negara bagian Vermont dan New Hamshire.
Jumlah suara yang dihitung di kedua negara bagian itu baru di tahap awal, sekira dua persen dari yang sudah masuk.
Di Vermont, Kamala meraih 57,9 persen berbanding Trump yang mendapat 39,3 persen. Sementara New Hamshire memberi keunggulan 51,2 persen untuk Kamala dan Trump 47,6 persen.
Di negara bagian Georgia dan Florida data penghitungan sementara memberi keunggulan untuk Donald Trump, meski belum semua suara dihitung.
Trump memperoleh suara dukungan sebesar 54,38 persen berbanding 45,44 persen untuk Kamala Harris, dengan suara yang belum dihitung kurang dari satu persen.
Sedangkan Florida, tempat Trump secara pribadi tinggal, ia unggul lumayan dengan 53,3 persen suara berbanding Kamala Harris yang mendapat 45,9 persen.
Jumlah suara yang sudah dihitung mencapai 53,3 persen sekira pukul 19.00 waktu standar timur Amerika.
Baca juga: Inilah Cara-cara Donald Trump Merebut Kemenangan Pemilu AS 2024
Baca juga: BREAKING NEWS Trump Rebut Kentucky dan Indiana, 71 Persen Pemilih Tak Puas dengan Biden-Kamala
Baca juga: Donald Trump Unggul di Negara Bagian Florida dan Georgia
Data sebelumnya memperlihatkan Trump mengungguli Kamala Harris di negara bagian Kentucky dengan raihan suara 66,6 persen berbanding 33,8 persen untuk Kamala.
Trump juga unggul di negara bagian Indiana dengan raihan 57,5 persen berbanding 42 untuk Kamala Harris. Jumlah suara yang dihitung belum 100 persen.
Pemungutan suara telah ditutup pada Rabu pagi (6/11/2024) pukul 06.00 waktu Indonesia, atau pukul 18.00 waktu New York atau Amerika standar timur.
Dalam beberapa jam ke depan akan segera diketahui siapa pemenang Pilpres AS 2024.
Perkembangan mengejutkan diwartakan stasiun televisi CNN dari hasil exit poll Edison Research, yang menunjukkan 71 persen pemilih tidak puas dan marah dengan situasi negra di bawah Joe Biden.
Artinya, ketidakpuasan dan kemarahan itu juga ditujukan ke Kamala Harris karena satu paket dengan kepemimpnan Joe Biden.
Jika ini berkaitan dengan proses dan hasil pemilihan, maka Donald Trump akan sangat diuntungkan dengan persepsi ini.