News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Suriah

Pemerintah Suriah Buru Loyalis Rezim Assad hingga ke Desa dan Hutan, Diminta Serahkan Senjata

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejuang antipemerintah mengacungkan senjata mereka saat mengendarai kendaraan di kota Aleppo di utara Suriah pada tanggal 30 November 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah baru Suriah melakukan operasi "pembersihan" terhadap loyalis rezim presiden Bashar al-Assad yang masih tersisa di berbagai wilayah Suriah.

Operasi ini digelar di seluruh Suriah, termasuk di wilayah pesisir tempat 14 polisi tewas sehari sebelumnya.

Provinsi Tartous yang menjadi rumah bagi banyak anggota sekte Alawite pro-Assad menjadi salah satu lokasi yang menjadi fokus operasi ini.

"Pasukan keamanan pemerintahan baru melancarkan operasi untuk mengendalikan keamanan, stabilitas, dan perdamaian sipil, serta mengejar sisa-sisa milisi Assad di hutan dan perbukitan di daerah pedesaan Tartous," lapor kantor berita SANA, Kamis (26/12/2024).

Sebelumnya, pada Rabu (25/12/2024), terjadi bentrokan antara polisi dari pemerintah baru Suriah yang akan menangkap militan yang setia kepada rezim Assad di beberapa daerah Tartous, Jableh, dan Qardaha di pesisir pantai.

Bentrokan itu menewaskan 14 polisi Suriah dan melukai 10 lainnya, sehingga pemerintah baru Suriah mengirim pasukan tambahan.

Untuk membendung kekerasan, pemerintah sementara memberlakukan jam malam di Homs, Tartous, Latakia, dan Jableh dari pukul enam pada Rabu malam hingga pukul delapan pada Kamis pagi.

Selain itu, operasi tersebut mencakup penggerebekan dan pencarian senjata di beberapa wilayah.

Di pedesaan Damaskus, Pasukan Keamanan Umum menemukan gudang amunisi dalam jumlah besar di beberapa rumah, dan mencatat banyak penduduk lingkungan tersebut menyerahkan sejumlah besar senjata.

Anggota Militer Rezim Assad Serahkan Senjata

Tentara rezim presiden Bashar al-Assad terus menyerahkan senjatanya setelah rezim Assad digulingkan oleh aliansi oposisi bersenjata Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pada 8 Desember lalu.

Baca juga: Pemusnahan Narkoba di Suriah, Satu Juta Pil Captagon Dibakar Oleh Pemerintah Baru

Mereka mengantre untuk menyerahkan senjata mereka dan mendaftar di "Pusat Pemukiman" di lingkungan Jamiliyah di Kegubernuran Aleppo, yang didirikan oleh pemerintahan baru Suriah.

Ratusan tentara rezim berbaris di depan pusat pemukiman itu, di mana mereka memasuki pusat tersebut setelah menyerahkan senjata dan menginjak foto Bashar al-Assad.

Pendaftar mendapat kartu sementara untuk jangka waktu tiga bulan, sehingga ia dapat bepergian ke seluruh negeri dengan aman.

"Saya datang ke sini demi penyelesaian masalah. Perawatannya baik, dan semoga Tuhan mengutuk Bashar al-Assad," kata Muhammad Al-Ali, salah satu dari mereka yang dulu bertugas di Kegubernuran Suwayda di Suriah selatan.

Sementara itu, Abdul Razzaq Muhammad Al-Hussein mengatakan ia berpangkat brigadir jenderal dan telah menjadi sukarelawan di militer sejak 1993.

"Saya datang untuk menyelesaikan situasi saya dengan saudara-saudara revolusioner kita. Perlakuan mereka sangat baik... Kita semua adalah manusia, dan masyarakat Suriah dicirikan oleh nilai-nilai persaudaraan dan hidup berdampingan," kata Abdul Razzaq Muhammad Al-Hussein, seperti diberitakan Anadolu Agency.

Anggota lainnya, Bahaa Abdul yang dulu bertugas di cabang Keamanan Negara di Aleppo, juga mendukung keputusan pemerintahan baru Suriah dan mengatakan ia diperlakukan baik di pusat pemukiman tersebut.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini