TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Korea Utara (Korut) menggelar aksi demonstrasi besar-besaran anti Amerika Serikat (AS) di ibukota negara, Pyongyang. Mereka mendukung pemimpin Korut Kim Jong Un yang beberapa waktu terakhir terlibat perang ancaman lewat kata-kata dengan Presiden AS Donald Trump.
Ribuan orang berkumpul di Kim Il Sung Square, Sabtu (23/9/2017) lalu.
Mereka mendengarkan sejumlah pidato dari petinggi negara yang banyak mengecam AS dan presidennya.
Berdasarkan kantor berita milik pemerintah Korut, tampak kerumunan yang membawa sejumlah baliho yang bertuliskan "pembalasan yang kejam" dan "mati untuk para imperialis AS". Mereka meneriakkan kata-kata, seperti: "kerusakan total".
Para aksi demonstrasi tersebut meliputi pekerja, pemerintah, dan pelajar.
Aksi demonstrasi ini berlangsung selama dua hari sebagai respon atas pidato Trump yang provokatif di Majelis Umum PBB di awal bulan ini. Presiden AS mengejek Kim sebagai "Pria Roket" dalam "misi bunuh diri".
Baca: Amerika Serikat, Jepang dan Denmark Pangkas Tarif Pajak untuk Warganya
Baca: Setya Novanto Cari Celah, Gunakan Yurisprudensi Mantan Dirjen Pajak
Trump juga mengatakan bahwa AS tidak memiliki pilihan lain, selain menghancur leburkan Korut secara menyeluruh jika terpaksa mempertahankan diri dan membela aliansinya.
Jumat (22/9/2017) lalu Korut meresponnya dengan menampilkan pesan langsung oleh Kim.
Dia menamakan Trump sebagai 'orang AS yang gila mental' dan menegaskan negaranya akan mempertimbangkan "upaya penanggulangan garis keras level tertinggi dalam sejarah."
Barratut Taqiyyah Rafie/Sumber : AP