News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Korea

Kalau Terjadi Perang Korea, 20.000 Orang Diperkirakan Akan Tewas Per Harinya

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesta kembang api warga Kota Pyongyang merayakan keberhasilan insinyur Korea Utara meledakkan bom hidrogen, Rabu (6/9/2017). Ini peledakan nuklir keenam dan yang terbesar sejauh ini.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Los Angeles Times menulis, seorang pensiunan jenderal AS mengatakan skenario perang Pentagon menunjukkan perang konvensional dengan Korea Utara (Korut) bisa menyebabkan 20.000 orang tewas per hari di Korea Selatan.

Hal ini sangat memungkinkan mengingat penduduk Korea Selatan (Korsel) sangat dekat dengan perbatasan Korut.

Korut diyakini memiliki ribuan lokasi bawah tanah tempat mereka menyimpan roket dan senjata lainnya. Selain itu, Korut juga membangun terowongan yang dapat memudahkan mereka masuk ke Korsel.

Di sisi lain, pensiunan pejabat tinggi angkatan darat tersebut melihat 50:50 kemungkinan terjadi konflik konvensional dengan Korut, meskipun ada potensi meletusnya perang nuklir. 

Senin kemarin, Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong Ho menilai, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendeklarasikan perang terhadap rezim Korut.

Dia juga mengancam akan menembak jatuh pesawat bomber AS, meskipun mereka tidak terbang di wilayah udara Korut.  

Pada pekan lalu, Ri juga mengatakan kepada reporter bahwa rezim Korut kemungkinan akan meledakkan senjata nuklir hidrogen di Pasifik. Hingga saat ini, pengujian senjata nuklir dilakukan di bawah tanah.

Juru bicara Pentagon Letkol Christopher Logan mengatakan, Korut adalah sebuah ancaman. Dia menegaskan militer AS akan mempertahankan negara AS sendiri serta aliansi mereka dari ancaman tersebut.

Para pakar pertahanan internasional skeptis Korut akan mampu menembak jatuh pesawat bomber canggih AS.

"Sistem pertahanan udara Korut tidaklah hebat. Hal itu sebenarnya hanya satu area dari teknologi rudal di mana mereka tidak mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir," papar Ian Williams, associate director Missile Defense Project di Center for Strategic and International Studies yang berbasis di Washington.

Analis mengatakan sistem KN-06 surface-to-air dapat memberikan sejumlah perlindungan bagi rezim dan hampir sama seperti sistem pertahananS-300 milik Rusia.

Dikatakan pula, tidak banyak yang diketahui mengenai kemampuan radar KN-06. Namun, sistem pertahanan ini sering dipertontonkan saat parade dan perayaan di Korut. Pada Mei lalu, sejumlah media Pyongyang mendeklarasikan operasional senjata anti pesawat tempur.

Pada akhir pekan lalu, Pasukan Udara AS mengatakan B-1B Lancer bomber dan pesawat tempur Eagle terbang ke wilayah udara internasional, tak jauh dari wilayah timur Korut.

Pesawat bomber B-1B terbang dari Guam, wilayah Pasifik AS. AS memiliki basis militer di Guam dan diestimasi pasukan militernya di daerah ini mencapai 6.000 orang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini