TRIBUNNEWS.COM - Pulang sekolah bocah 7 tahun menangis karena dipukuli teman-temannya, bahkan dia tidak ingin kembali ke sekolah.
Diceritakan ibunya, anaknya mengaku selalu diintimidasi sejak awal masuk sebuah sekolah di Hong Kong.
Awalnya masih hanya ejekan-ejekan semata, namun lama kelamaan temannya mulai main fisik.
Dilaporkan SCMP via World of Buzz, tanggal 10 November lalu teman-temannya memukulinya.
Baca: Wanita Ini Tanggalkan Pakaian di Rumah Sakit Akibat Kecewa Dengan Hasil Operasi Plastik
Namun bocah itu baru merasakan kesakitan setelah beberapa hari kemudian.
Ibunya membawanya ke rumah sakit dan disarankan untuk ke Unit Gawat Darurat (UGD).
Benar saja dokter menemukan ada sebuah benda di telinga bocah tersebut.
Ternyata itu ujung penghapus pensil yang nempel di saluran telinga kenannya.
Bocah itu baru kemudian mengaku jika teman-temannya yang sudah memasukkan penghapus ke telinganya.
Dokter pun akhirnya melakukan operasi untuk mengangkat benda itu.
Bocah tersebut telah dipulangkan dari rumah sakit setelah menjalani operasi, namun harus menderita gangguan pendengaran.
Baca: Ditawari Tampil Dalam Konser Ernie Djohan, Lucky: Ini Anugerah
Sejak kejadian itu, ibu bocah tersebut melaporankan kejadian ini ke polisi.
Hal itu juga dilakukannya karena kemarahannya memuncak setelah pihak sekolah seolah menutupi kejadian tersebut.
Menurut mereka tidak ada kejadian bullying terhadap anaknya.
Hingga ibu itu menceritakan perubahan anaknya yang dari dulu sangat ceria dan bersemangat ke sekolah, tiba-tiba merasa takut pergi sekolah.
Pihak sekolah bahkan berjanji akan menyelidiki kejadian tersebut.
Hasinya kepala sekolah mengatakan tidak ada bukti kejadian yang menimpa bocah laki-laki malang tersebut.
Diberitakan Coconuts , kepala sekolah juga mengklaim bahwa tidak ada siswa yang melihat bocah laki-laki itu diintimidasi.
Bahkan dia mengklaim rekaman CCTV sejak hari itu menunjukkan anak itu terlihat bahagia.
Pihak sekolah juga tidak menanggapi bagaimana bisa ada penghapus di telinga anak itu.
Baca: Yuk Berlibur ke Raja Ampatnya Lampung, Dijamin Nggak Kalah Keren
Menurut orangtua murid lainnya, anaknya yang berteman baik dengan bocah laki-laki itu mengatakan jika pihak sekolah berusaha menutupi kejadian itu.
Mereka menggunakan alasan tidak mungkin seseorang baru merasakan sakit setelah berhari-hari kemasukan penghapus di telinganya.
Menurut mereka seharusnya hal itu bisa langsung dirasakan sejak awal.
Pihak polisi pun ternyata tidak bisa membantu kasus ibu yang melapor karena pelaku masih di bawah umur.
Merasa kecewa dan masih trauma, ia pun akhirnya memindahkan memindahkan anaknya ke sekolah yang berbeda.
Meski begitu ia masih berharap kasus ini bisa diselesaikan dan terutama pengalaman traumatis anaknya bisa sembuh. (Tribunnews.com/Tinwarotul Fatonah)