News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Yerusalem

'Bencana Dunia itu Bernama Donald Trump'

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Donald Trump

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, BIAK - Ketua Komite III DPD RI, Fahira Idris mengutuk keras keputusan provokatif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Trump mengakui secara resmi Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan mempersiapkan pembukaan kedutaan AS di Yerusalem.

Menurut Fahira, apa yang dilakukan Trump adalah noktah hitam sejarah peradaban manusia.

Hal itu, kata Fahira, karena tindakan tidak bertanggungjawab ini bukan hanya menginjak-nginjak upaya perdamaian di Timur Tengah dan melukai hati umat Islam di seluruh dunia, tetapi juga berpotensi melahirkan bencana besar bagi kedamaian dunia.

"Bencana dunia itu bernama Trump. Jika dia tetap ngotot merealisasikan keputusan provakatif ini, kelak lembaran sejarah dunia akan mencatatkan namanya sebagai salah satu tokoh yang menjadi noktah hitam dalam perabadan modern manusia. Warga dunia harus melawan keputusan ini," ujar Fahira Idris di sela-sela Kunjungan Kerja di Biak, Papua, Kamis (7/12/2017) kemarin.

Fahira mengatakan provokasi yang dilakukan Trump menunjukkan bahwa Presiden Amerika ke-45 ini tidak hanya mengoyak-ngoyak kesepakatan Dewan Keamanan PBB.

Baca: Fadli Zon Berharap Presiden Jokowi Merespons Surat Minta Perlindungan Diduga dari Novanto

Ia menilai Trump juga memunggungi perjuangan dan komitmen negara-negara muslim dan negara-negara lain di dunia, dalam membantu kemerdekaan Palestina.

"Trump sama sekali tidak memperdulikan sikap tegas negara-negara muslim terbesar di dunia seperti Indonesia, Turki, dan banyak negera muslim lainnya yang selama ini memperjuangkan kemerdekaan Palestina," imbuhnya.

Bagi Fahira, Trump seolah menutup telinga atas penolakan negara-negara besar seperti Rusia dan China serta negara-negara di Uni Eropa.

"Orang seperti ini benar-benar akan menjadi bencana besar bagi dunia," ujar Senator Jakarta ini.

Menurut Fahira, Pemerintah Indonesia harus mengambil peran besar dalam menghentikan rencana tidak bertanggungjawab Presiden Trump ini, bukan hanya karena Indonesia negara muslim terbesar di dunia tetapi karena ikut memerdekakan Palestina merupakan amanat konsititusi.

Baca: Sidang Praperadilan Novanto, Hakim Kusno: Hari Rabu Pagi Kesimpulan, Sore Langsung Putusan

Konstitusi yang dibuat para pendiri bangsa ini, lanjut Fahira, mengamanatkan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tidak boleh tinggal diam selama masih ada penindasan dan penjajahan di atas dunia.

"Ini saatnya Presiden Jokowi ambil peran besar sebagai kepala negara terdepan yang menekan Amerika mengurungkan niatnya tersebut. Ini momentum bagi Presiden Jokowi untuk menjalankan komitmennya saat kampanye untuk berdiri bersama rakyat Palestina menuju kemerdekaan," ungkap Fahira.

Jika nanti keputusan Trump ini benar-benar direalisasikan, Fahira berharap Indonesia harus mampu yakinkan dunia, bahwa tidak boleh ada satupun negara yang mengikuti jejak Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini