TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini di dunia maya ramai foto Lydia Guevara, cucu perempuan Che Guevara sedang mengibarkan bendera Palestina di ajang sepak bola.
Sebenarnya, foto Lydia Guevara menunjukkan solidaritasnya kepada orang-orang Palestina itu telah viral pada 2016 lalu di Twitter.
Karena Keputusan Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, foto Lydia kembali viral sebagai simbol perlawanan.
Che Guevara sendiri, kakek Lydia Guevara adalah seorang revolusioner dan pembela Palestina.
Pada 1959 Che Guevara berkunjung ke Gaza (jalur Gaza menjadi simbol Palestina), untuk mengubah kolonisasi Palestina dari konflik regional menjadi perjuangan global melawan kolonialisme.
Pemicunya adalah Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 dan Gerakan Non-Blok yang mengeluarkan kesepakatan bahwa negara-negara dunia ketiga menolak dominasi asing.
"Dia adalah seorang revolusioner, dan itulah yang sedang kita lakukan sekarang," kata Akram Abu Nada, seorang warga Palestina sebagaimana dilansir pada Palestine Chronicle.
Ali Al Qatawi, sekretaris jenderal Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), mengatakan bahwa Guevara telah mengilhami gerakan kiri Palestina.
PLFP sendiri didirikan pada 1967 oleh George Habash dan menjadi salah satu kelompok terbesar yang bergabung dalam Palestine Liberation Organization (PLO).
Sedangkan sejarah gerakan kiri di Palestina sudah terlacak jauh sebelumnya, yakni pada 1919-1923, ketika gerakan-gerakan kecil kiri membentuk Partai Komunis Palestina (PCP).
Kemudian, akhirnya PCP mendapat pengakuan dan diterima pada Maret 1924.
Menuruni darah kakeknya, dalam foto viralnya itu Lydia Guevara membuktikan bahwa kolonialisme harus dilawan apa pun bentuknya.
Selain itu, Lydia Guevara juga diketahui aktif dalam gerakan vegetarian (untuk tidak memakan binatang) dan telah melakukan kampanye promosi vegetarianisme di Amerika Selatan.
Muflika Nur Fuaddah/Grid.id