TRIBUNNEWS.COM, JALALABAD - Jumlah korban tewas akibat bom di acara pemekaman, di Provinsi Nangarhar, Afghanistan, Minggu (31/12/2017) bertambah.
Juru bicara Attaulah Khogyani, sebagaimana dilansir AFP berujar, 18 orang dilaporkan tewas dalam pemakaman seorang gubernur Distrik Haska Mina itu.
Baca: Serunya Ijab Kabul Nurdin dan Mulyanah yang Mengundang Gelak Tawa
Jumlah ini meralat kabar sebelumnya yakni berjumlah 12 orang.
Selain itu, pemerintah provinsi juga mengklarifikasi tentang skenario ledakan.
Sebelumnya, pemerintah meyakini bom bunuh diri dengan pelaku menyaru di antara para pelayat.
Baca: Rumah Warga Pulau Kelapa Kepulauan Seribu Terbakar Akibat Tabung Gas Meledak
"Namun, dari hasil investigasi, kami berkesimpulan bom dibawa melalui sepeda motor," ujar Khogyani.
Aparat keamanan Nangarhar menarik kesimpulan setelah melihat sepeda motor yang terpanggang di dekat pemakaman.
Namun, belum diketahui bagaimana cara pelaku mengaktifkan bom dari sepeda motor, maupun kelompok mana yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Baca: Setelah 25 Tahun, Akhirnya Pernikahan Nurdin dan Mulyanah Diakui Negara
Taliban, melalui akun Twitternya, menyanggah keterlibatan mereka.
9 Bulan Pertama, Korban Sipil Capai 8.000 Orang
Peledakan yang terjadi saat acara pemakaman tidak sekedar menjadi penutup 2017 yang kelam bagi Afghanistan.
Insiden ini merupakan yang keempat sepanjang Desember. Berselang tiga hari pasca-ledakan yang mengguncang ibu kota Kabul (28/12/2017).
Baca: Anies Ingin Nikah Massal di Malam Tahun Baru Jadi Program Rutin Pemprov DKI
Ledakan yang menewaskan 41 orang itu terjadi di dekat pusat kebudayaan Tabayan milik Syiah dan kantor berita Afghanistan Voice Agency (AVA).
Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah ( ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Baca: Anies dan Sandi Semringah Setelah Mengantarkan 437 Pasang Pengantin Menikah
Kemudian saat Natal, ISIS menyerang gedung pusat intelijen Afghanistan (NDS), dan menewaskan enam masyarakat sipil yang tengah melintas menggunakan mobil.
Sepekan sebelumnya (18/12/2017), dua anggota ISIS menyerang pusat pelatihan NDS di Afshar.
Misi Bantuan PBB di Afghanistan, dikutip oleh AFP memaparkan, dalam sembilan bulan pertama, 8.000 warga sipil terbunuh atau terluka akibat aksi teror.
Sedangkan rekor tertinggi adalah 2016, dengan jumlah korban sipil mencapai 11.418. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak PBB fokus di Afghanistan pada 2009.
Penulis: Ardi Priyatno Utomo
Berita ini sudah dimuat di Kompas.com dengan judul: Bom di Acara Pemakaman Afghanistan Dibawa Melalui Sepeda Motor