Kedua kolega ini hanya jadi saksi penandatangan perjanjian antara Direktur Jenderal Asia, Afrika Kemenlu RI Desra Percaya dan Deputi Sekretaris Jenderal Indopacific Group Kemenlu Australia Richard Maude.
Pertemuan itu di sela-sela ASEAN-Australia Special Summit 2018 di Sydney, Australia, Jumat (17/3/2018) di lantai 20 Gedung Commonwealth Parliament Australia di 1 Bligh Street, kawasan CBD Sydney.
Menhan mendapat kesempatan keempat berbicara, setelah tiga wanita menteri dari Australia dan Indonesia.
"“Selamat datang di kampung kelahiran saya ini, Sydney kota yang saya kagumi," ujar Marise Payne, wanita pertama yang menjabat menteri pertahanan Australia.
Baca: Goreng Ikan Lumba-lumba dan Mengunggahnya di Medsos, Nelayan Karangasem Akhirnya Ditangkap Polisi
Wartawan hanya diberikan waktu sekitar 10 menit untuk mengambil gambar dan merekam beberapa petikan pembicaraan awal.
Pembicaraan 2+2 ini secara khusus membahas Maritim Plan, atau rencana strategis kedua negara dalam penanggulangan illegal fishing, penyelundupan narkotika dan manusia.
Secara umum dialog ini juga membicarakan penanganan pencari suaka dan pengungsi Timur Tengah, Pakistan, dan Rohingnya yang akan melanjutkan perjalanan “economic migran” ke Australia namun “terdampar” di Indonesia.
Baca: Emil Ganti Gaya Rambut Model Classic Cut, Arumi Bachsin: Suami Aku Tambah Cakep Banget
Fokus Maritime Plan ini adalah keamanan di perairan perbatasan Indonesia-Australia, baik di Pasifik atau Samudera Indonesia di sebelah selatan.
Pembicaraan ini merupakan penjajakan kesepakatan teknis dan koordinatif penanggulangan dan penanganan bencana.
Rilis yang diterima wartawan dari kemenlu dan kemenhan Australia juga menyinggung rencana pembentukan gugus kerja (task force) untuk menjaga lingkungan maritim dari polusi dan kolaborasi penelitian maritim kedua negara.