Laporan Reporter Kontan, Agung Jatmiko
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing dan pemerintah Kuwait telah menyelesaikan kesepakatan pembelian 28 pesawat tempur F-18 Super Hornets, dengan nilai kontrak yang mencapai US$ 1,2 miliar.
Mengutip Defense News, Minggu (1/4/2018), berdasarkan perjanjian tersebut, Kuwait akan membeli 22 versi satu kursi F/A-18E dan enam F/A-18F, versi dua kursi.
Kontrak tersebut juga termasuk pengadaan radar dan peralatan persenjataan pesawat.
Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan Super Hornet ke Kuwait pada bulan November 2016.
Saat itu Kuwait sedang mempertimbangkan pembelian hingga 40 pesawat untuk menggantikan armada jet tempurnya saat ini.
Baca: Asisten Google Versi Bahasa Indonesia Resmi Meluncur di Indonesia
Baca: Diberitakan The Star, Parlemen Malaysia Akan Dibubarkan Pekan Ini
Kesepakatan dengan Kuwait tersebut pada awalnya dilakukan untuk memperpanjang nafas Boeing dengan produksi jet tempurnya hingga 2020.
Namun, dalam rilis anggaran fiskal departemen pertahanan AS, disebutkan angkatan laut AS meluncurkan rencana ambisius membeli 110 Super Hornets selama lima tahun ke depan.
"Tingkat pengadaan itu akan membuat jalur produksi akan terus hidup hingga 2025," ujar Dan Gillian, manajer program Boeing F/ A-18 dan E/A-18, dilansir dari Defense News.