TRIBUNNEWS.COM - Seorang dokter muda di Cina merasa terpukul setelah dirinya didiagnosis mengidap penyakit kanker.
Dilansir Tribunnews.com dari South China Morning Post pada Kamis (12/4/2018), Tang Gongwei (26) telah hilang selama lebih dari 50 hari dan meninggalkan kartu ATM serta surat untuk orangtuanya di Hengyang, Provinsi Hunan, dan mengatakan bahwa dirinya tidak ingin menjadi beban bagi mereka.
Orangtua Tang bekerja sebagai petani tentunya merasa amat sangat sedih dan terus mencari anak satu-satunya mereka dan berbicara kepada media dengan harapan masyarakat dapat memberikan petunjuk tentang keberadaannya.
"Saya memohon kepada orang-orang yang baik hati dan simpatik untuk membantu saya menemukan anak saya," kata Tang Chunwu (55) sang ayah.
"Dia anak tunggal kami, kami benar-benar merasa tak berdaya," tambahnya.
BACA: UGM Siap Fasilitasi Pengujian Metode Cuci Otak Dokter Terawan
Diketahui, Tang didiagnosa menderita kanker esofagus pada akhir Februari.
Hanya tiga tahun setelah dia lulus dan mulai bekerja di departemen farmasi Hengyang Chinese Medicine Hospital.
Tang tidak mau membebani orangtuanya dengan biaya pengobatan dokter yang mahal di Cina padahal gaji tahunan rata-rata untuk staf medis di kota Tang adalah antara 63 hingga 77 ribu (sekitar Rp 138 juta hingga Rp 168 juta).
Bahkan jenis kanker yang diidap Tang ini kelangsungan hidupnya hanya mencapai 20 persen dari lima tahun hidupnya.
Meskipun demikian, orangtuanya mengira mereka telah meyakinkannya untuk mencari perawatan setelah dia setuju untuk operasi untuk mengangkat tumor.
Tang hilang pada tanggal 20 Februari 2018 silam, setelah ia dan keluarganya menghabiskan malam dengan makan dan menonton televisi bersama.
Tang menyelinap keluar dari rumah dan tidak terlihat lagi sejak itu,
Dia meninggalkan surat untuk orangtuanya dan mengatakan bahwa ia harus pergi karena ia tidak ingin membebani keduanya.
"Jika aku membiarkan kalian menanggung beban keuangan dan kesedihan karena kehilangan anak di hari tua, maka itu akan menjadi dosa yang tak akan hilang meski aku mati ribuan kali. Aku juga tak ingin hidup dalam kondisi sekarat di sisa hidupku. Jadi, maafkan aku karena melakukan hal ini. Aku anak yang tak berbakti, akan membalas cinta kalian di kehidupan selanjutnya," tulis Tang Gongwei.
Sang ayah mengatakan bahwa putranya adalah sosok yang dewasa dan penuh perhatian.
"Dia selalu menanggung kesulitan dan tidak pernah memberi tahu kami. Dia berhemat kaerena keluarganya miskin dan bahkan tidak mau membeli baju baru untuk dirinya sendiri," kata sang ayah.
"Dia adalah putraku dan aku akan merawatnya tidak peduli berapapun biayanya," tambahnya.
Polisi menduga bahwa Tang mungkin akan menuju Xhanjiajie, Situs Warisan Dunia Unesco yang indah yang berjarak 500 kilometer dari rumahnya.
Tang diketahui pergi ke sana dengan teman-teman kampusnya, tetapi ia tidak memiliki anggota keluarga di sana.
VIRAL: Video Prabowo Diusung Bertelanjang Dada Penuh Semangat, Warganet Ingatkan Pembayaran Sopir Angkot
Polisi di daerah itu berusaha melacaknya, tetapi ponselnya telah dimatikan dan mereka tidak diketahui memiliki petunjuk lain tentang keberadaannya.
(Tribunnews.com/Natalia Bulan Retno Palupi)