TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 60 bangunan di pemukiman Metulla dilaporkan mengalami kerusakan akibat serangan roket Hizbullah.
Media Israel menginformasikan bahwa pemukiman ini telah menjadi sasaran tembakan dan rudal antitank setiap hari selama lebih dari satu tahun.
Menurut laporan, lebih dari 450 rumah di Metulla telah mengalami kerusakan, dengan sedikitnya 60 di antaranya mengalami kerusakan struktural yang signifikan.
Wali Kota Metulla, David Azoulay, menggambarkan situasi di pemukiman tersebut sebagai "sangat rumit", Al Mayadeen melaporkan, Rabu (4/12/2024).
Dia juga menekankan ketidakpastian mengenai kondisi bangunan yang tersisa.
Azoulay juga membandingkan kerusakan di Metulla dengan lingkungan sekitar, seperti Har Tzvia, yang juga terkena dampak.
"Sekitar 75 hingga 100 rumah di daerah tersebut telah terkena dampak, dengan sebagian besar kerusakan memerlukan pembongkaran," katanya.
Lebih dari 20.000 klaim kerusakan telah diajukan di wilayah utara Israel.
Diperkirakan total kerugian mencapai lebih dari 2 miliar shekel (lebih dari 550 juta dollar).
Jalan-jalan di pemukiman juga mengalami kerusakan akibat jejak tank yang melintasinya.
Media Israel melaporkan bahwa terdapat 2.874 serangan langsung oleh Hizbullah di wilayah utara Israel, yang membentang dari Kiryat Shmona hingga Rosh Hanikra.
Otoritas Pajak Properti mencatat kerusakan pada 9.000 bangunan dan lebih dari 7.000 kendaraan yang hancur total akibat serangan tersebut.
Baca juga: Netanyahu: Gencatan Senjata Tak Berarti Perang Berhenti, Israel Selalu Siap Balas Serangan Hizbullah
Frustrasi semakin meningkat di antara warga Israel dan pemerintah daerah di wilayah utara akibat kurangnya rencana pemulangan bagi para pemukim.
Hedar Getsis, koresponden Channel 12, menyoroti adanya celah signifikan dalam benteng pertahanan dan kurangnya dukungan dari pemerintah untuk wilayah utara.
"Belum ada keputusan mengenai apa yang akan terjadi setelah perjanjian gencatan senjata antara Lebanon dan Israel," katanya.
"Tidak ada anggaran yang disetujui untuk pemukiman garis depan, dan fasilitas dasar seperti sekolah masih belum siap," jelasnya.
Dengan situasi yang semakin memburuk, warga Metulla dan sekitarnya berharap adanya perhatian dan tindakan nyata dari pemerintah untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)