AS Akui Israel Lah yang Langgar Perjanjian Gencatan Senjata di Lebanon, Hizbullah Terpancing Membalas
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) secara tidak langsung mengakui kalau pihak Israel melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon Selatan.
Pengakuan tidak langsung AS itu datang dari sebuah pesan yang dikirim melalui utusan khusus AS, Amos Hochstein yang berisi peringatan ke Israel, menurut laporan media Ibrani.
Baca juga: Indikasi Israel Mau Lanjutkan Perang Lawan Hizbullah: Belum Mau Pulangkan Pemukim Yahudi di Utara
AS juga menyebut penerbangan pesawat tak berawak di atas Beirut sebagai pelanggaran perjanjian – kata laporan media berbahasa Ibrani.
Israel Lakukan 52 Kali Pelanggaran
Selain AS, Perancis juga mendesak Israel agar menghormati gencatan senjata.
"Hal itu dinyatakan dalam panggilan telepon antara Menteri Luar Negeri Prancis dan mitranya Israel," kata sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Prancis
Kemarin, media berbahasa Ibrani juga melaporkan kalau Perancis menuduh Israel melakukan 52 pelanggaran gencatan senjata di Lebanon selatan.
Sebagai catatan, gencatan senjata di Lebanon Selatan baru berlangsung belum lebih dari sepekan sejak diumumkan berlaku pada pukul 4:00 pagi pada Rabu (27/11/2024) seperti yang dikonfirmasi oleh Presiden AS Joe Biden selama pidatonya mengumumkan kesepakatan yang dicapai antara Lebanon dan Israel.
Baca juga: Israel Langgar Gencatan Senjata di Lebanon pada Hari Kedua, Maroun Al-Ras Dibombardir Artileri
Perancis juga mengatakan kalau Pasukan Pendudukan Israel (IDF) tidak menggunakan saluran yang tepat untuk melaporkan pelanggaran Hizbullah kepada badan pengawas internasional yang dipimpin AS, yang juga merupakan bagian dari Prancis.
Serangan Udara Israel Kembali Bombardir Kota di Lebanon Selatan
Seperti diberitakan sebelumnya, Pasukan Pendudukan Israel (IDF) mengatakan Senin malam kalau mereka menyerang apa yang mereka cap sebagai “target teroris” di Lebanon, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pengumuman ini muncul setelah serangan Hizbullah sebelumnya pada hari itu yang menargetkan posisi militer Israel di perbatasan Israel-Lebanon.
Hizbullah menyatakan, serangan ini baru sekadar peringatan ke Israel atas pelanggaran-pelanggaran gencatan senjata yang terus terjadi sejak hari pertama diumumkan.
Manuver agresif Israel rupanya membuat Hizbullah terpancing dan membalas dengan apa yang mereka sebut sebagai 'serangan peringatan'.
Baca juga: Gencatan Senjata Terancam Bubar, Serangan Israel Kian Mematikan di Lebanon Selatan
Serangan Hizbullah ke Israel pada Senin menjadi serangan pertama kelompok itu sejak gencatan senjata berlaku pada hari Rabu, 27 November.