TRIBUNNEWS.COM - Pernah lihat film Terminal yang diperankan oleh Tom Hanks dan Catherine Zeta-Jones ?
Dalam film itu, seorang pria terjebak di sebuah bandara udara, tak bisa pulang, karena status kewarganegaraannya tak jelas akibat tengah terjadi kudeta pemerintahan di negaranya.
Nah, kisah yang dialami seorang pria asal Suriah, bernama Hassan Al Kontar (36) ini, mirip dengan film fiksi tersebut.
Hassan, sudah tinggal selama lebih dari sebulan di Bandara Internasional Kuala Lumpur 2 atau KLIA2, Malaysia.
Kisah Hasan ini terungkap setelah dia kerap membagikan pengalamannya di Twitter dan Facebook.
Kisahnya kemudian menarik perhatian sejumlah organisasi komisi hak asasi manusia.
Hassan mengaku sudah ada di KLIA2 sejak 7 Maret 2018.
Dia mengaku enggan pulang ke Suriah, karena perang tengah meletus di sana.
Tanpa menjelaskan alasannya, Hassan mengaku khawatir ditangkap oleh pemerintah Suriah.
"Aku takut dideportasi ke Suriah, bukan karena aku pengecut, atau aku tak bisa berperang, tapi aku benci perang," ujar Hassan.
"Aku tak mau jadi mesin pembunuh, menghancurkan rumah dan melukai bangsaku sendiri," kata Hassan.
Petugas PBB dari departemen imigrasi membenarkan telah bertemu dengan Hassan, tapi tidak bisa berkomentar, karena mereka menyebut ini sebagai 'masalah pribadi'.
Hassan mengaku sebagai sebelumnya bekerja sebagai salesman di Uni Emirat Arab.
Kemudian, perang meletus di Suriah, dan pemerintah UEA mendeportasinya pada 2016.
Nah, Hassan kemudian pindah ke Malaysia, karena menjadi salah satu negara di mana warga Suriah tak perlu masuk dengan visa.
Selama setahun, Hassan sebenarnya sudah mengumpulkan uang untuk beli tiket ke Ekuador.
Tapi, ia ditolak oleh sejumlah maskapai penerbangan.
Hassan juga sempat berencana pergi ke Kamboja, tapi lagi-lagi ditolak oleh otoritas setempat.
Sampai akhirnya, Hassan pergi ke Bandara, dan sudah menjalani hidup di sana selama 37 hari.
Hassan pun belajar banyak hal, mulai bagaimana bisa mandi, sampai mencuci baju.
Belum jelas bagaimana pemerintah Malaysia mengambil sikap terhadap Hassan, setelah kisahnya menjadi viral. (*)