Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setidaknya 25 nyawa melayang akibat bom bunuh diri ganda yang melanda ibu kota Afghanistan, Kabul, Senin (30/4/2018).
Korban tewas termasuk enam wartawan dari stasiun TV lokal dan media Agence France-Presse.
Pelaku bom bunuh diri kedua meledakan bomnya saat para petugas keselamatan dan wartawan berlari menuju lokasi ledakan pertama.
Baca: Jokowi Ajak Imam Besar Al-Azhar Berbincang-bincang di Beranda Istana Merdeka
"Sedikitnya 45 orang terluka dalam serangan itu. Empat petugas polisi termasuk di antara mereka yang tewas. Pembom bunuh diri pertama menggunakan sepeda motor," kata Juru bicara Kepolisian Kabul. seperti dilansir The Guardian, Senin (30/4/2018).
Peristiwa maut itu terjadi di daerah Shash Darak, yang merupakan markas NATO dan basis sejumlah kedutaan asing.
Baca: Paus Fransiskus Puji Komitmen Dua Pemimpin Korea Wujudkan Perdamaian
AFP melaporkan fotografer utamanya di Kabul, Shah Marai, termasuk di antara korban tewa. Sediqullah Tawhidi, seorang pejabat dari Komite Keamanan Jurnalis Afghanistan, mengatakan operator kamera dari TV lokal Tolo pun meninggal.
Polisi mengatakan penyerang kedua memegang kamera dan berpura-pura menjadi wartawan ketika ia meledakkan dirinya.
ISIS dan kelompok Taliban telah menggencarkan beberapa serangan di Afghanistan.
Baca: Dukungan Pembentukan Pansus TKA Terus Bertambah
ISIS sering kali menargetkan kelompok muslim Syiah yang dianggap murtad, sedang Taliban menyerang pemerintah dan pasukan keamanan.
Sampai saat ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Serangan itu menggarisbawahi perjuangan pasukan keamanan Afghanistan dalam menghadapi penguasaan kelompok militan sejak AS dan NATO mengakhiri misi tempur mereka pada akhir 2014.
Pekan lalu, seorang pelaku bom bunuh diri ISIS menyerang pusat pendaftaran pemilih di Kabul, yang menewaskan 60 orang dan melukai sedikitnya 130. Ada 22 wanita dan delapan anak-anak di antara korban jiwa.
Pada bulan Maret, seorang pembom bunuh diri ISIS menargetkan kuil Syiah di Kabul yang menjadi titik kumpul merayakan Nowruz atau tahun baru Persia.
Serangan itu menewaskan 31 dan melukai 65 orang.