Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Naik bus bisa gratis bukan karena promosi, tetapi karena strike seharian tanggal 27 April lalu di Okayama Jepang (naik mobil 2 jam 30 menit dari Osaka).
Federasi buruh perusahaan bus Ryobi memprotes jalur yang sama dipakai perusahaan baru Megurin dengan tarif tiket jauh lebih murah.
"Kita protes keras bahkan mengajukan ke pengadilan menuntut pemda Okayama mengapa mereka memberikan ijin proyek perjalanan kepada Megurin tanpa persetujuan kami, itu kan aneh." tekan sumber eksekutif Ryobi khusus kepada Tribunnews.com Senin ini (7/5/2018).
Ryobi yang memiliki sejarah sebagai perusahaan angkutan bis selama 108 tahun, bermarmas di Okayama, dengan mudah disingkirkan oleh Megurin perusahaan baru yang mendadak memberikan tarif murah dengan putaran rute yang sama dengan Ryobi.
"Tempat pemberhentian bis itu kan milik pemerintah di pinggir jalan raya umum. Kita sudah memilikinya dan di jalur yang sama mendadak muncul pula pemberhentian bis lain, mestinya pemerintah kan hubungi kita dulu, bersedia tidak kini dijaluri oleh bis baru. Mereka sama sekali tidak menghubungi Ryobi, seenaknya saja mengeluarkan ijin kepada Megurin," tambah sumber itu lagi.
Dipastikan ada sesuatu yang tidak benar antara Megurin dan pemerintah Okayama, karena dipastikan isi proses pemberian ijin tersebut adalah palsu.
"Mestinya kita sebagai pemakai jalan dan jalur serta tempat pemberhentian yang sudah sejak lama dimintain pendapat serta p@ersetujuan. Dari pemerintah sama sekali tak menghubungi kami tiba-tiba muncul ijin kepada perusahaan Megurin yang masih baru dan milik swasta."
Diakuinya banyak masyarakat 90% mendukung Ryobi. Tetapi karena jalur sama tarif Megurin lebih murah, ya masyarakat tetap mengambil Megurin.
Tarif jarak dekat Megurin 100 yen sedangkan Ryobi sekitar 150 yen. Sedangkan jarak jauh Megurin 250 yen dan Ryobi 450 yen sangat berbeda jauh.
"Praktis penghasilan sopir bis berkurang sekali saat ini dan ini berbahaya bagi kelangsungan hidupnya. Kita protes keras kepada pemerintah dan mengajukan tuntutan ke pengadilan. Di lain pihak masyarakat sih mungkin sementara ini senang dengan tarif yang murah tetapi bukan soal itu yang dipermasalahkan, melainkan pemberian ijin yang tidak sah, ilegal menurut kami, dan itulah yang kita tuntut saat ini," tekannya lagi.
Bagi Ryobi, tambahnya, tidak masalah dengan rugi kalau memang mesti rugi karena harus melayani masyarakat itulah kebahagiaan perusahaan ini. Tetapi bukan dengan cara curang di belakang pasti ada sesuatu sehingga ijin ke luar secara tidak legal menurut kami, aneh ijin trayek proyek perjalanan Megurin tersebut di sekitar kota Okayama melewati mall Aeon, tekannya lebih lanjut.
Keanehan tersebut mungkin saja karena adanya korupsi, uang sogokan atau bermain mata snagat dekat antara Megurin dengan pihak pemda sehingga ijin trayek bis bisa ke luar dengan mudah dan harga tiket dijual bisa seenaknya murah demikian, ungkapnya.
Persaingan usaha di Jepang akhir-akhir ini memang sangat berat sekali antara satu jenis usaha. Tak heran kemudian cara-cara "kotor" dilakukan untuk menjatuhkan sebuah usaha, termasuk penggunaan jasa mafia Jepang (yakuza) untuk menjatuhkan usaha yang lain, khususnya di dunia hiburan.
Misalnya yang terjadi pada kasus Yamaguchi member dari band Tokio yang berada di bawah bendera Johnny's Entertainment (biasa disebut Janis).
Biasanya Janis kuat, kasus kecil tak sampai ke luar ke media. Namun kali ini kasus pelecehan seksual Yamaguchi menjadi sangat ramai dan bocor ke media massa Jepang.
Sumber Tribunnews.com mnelihat adanya pelemahan Janis dan persaingan usaha di mana sangainnya menggunakan tangan yakuza, membayar mahal, untuk menjelekkan nama Janis.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in