Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri menyatakan jihad melawan Amerika Serikat atas respon kepindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Dilansir dari The Guardian.com, Zawahiri mengatakan pindahnya Kedutaan Besar AS itu, menjadi wajah kegagalan negoisasi antara kedua negara yakni Palestina dan Amerika Serikat.
Dalam video berdurasi lima menit berjudul "Tel Aviv juga Tanah Muslim", Zawahiri menyerukan pengikutnya untuk mengangkat senjata.
Baca: Terkait Teror Bom Di Surabaya, Puluhan Orang Geruduk Kantor DPP PKS
"Presiden Trump menyatakan jelas dan eksplisit bahwa negosiasi kedua negara (Palestina dan Amerika Serikat) tak berjalan. Kita harus melawan melalui panggilan jihad," kata Zawahiri menurut naskah dari agen pemantau teroris atau SITE pada Minggu (13/5/2018).
Zawahiri yang diketahui sebagai dokter ini merupakan pengganti pimpinan Al-Qaida yakni Osama Bin Laden.
Baca: Kapolri: Saya Klarifikasi Soal Keluarga Dita, Mereka Tidak Pernah ke Suriah
"Bin Laden mendeklarasikan AS sebagai musuh pertama kaum muslim," ujar Zawahiri.
Zawahiri menambahkan negara-negara islam lain juga telah gagal bertindak untuk melindungi kepentingan kaum muslim.
Sementara itu, kepindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem dilakukan pada Senin sore waktu setempat.
Baca: Kembali Bagi-Bagi Sepeda, Kali Ini Jokowi Minta Menyebutkan dan Mencontohkan Bahasa Daerah
Pemindahan ini telah menyiagakan 1.000 personil keamanan.
Diketahui pula, warga Palestina juga bersiap untuk melakukan protes di Gaza.
Pada pemindahan Kedubes, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dipastikan tak hadir.
Namun, putri Presiden Trump Ivanka Trump akan hadir sebagaimana tertulis di akun pribadi Ivanka Trump.
Pemindahan ini juga menjadi pengukuhan AS bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel.
Padahal, Yerusalem masih menjadi sengketa antara Palestina dan Israel.
"Kami berharap bisa merayakan hari kemerdekaan Israel dan masa depan cerah. Kami berdoa untuk potensi tak terbatas aliansi AS-Israel dan kami berdoa untuk perdamaian," tulis Invanka seperti dikutip The Guardians pada Minggu (13/5/2016).