TRIBUNNEWS.COM, ARAB - Salah satu pangeran Arab Saudi, Khaled bin Farhan, menyerukan kudeta untuk melengserkan Raja Salman.
Menurut Khaled, banyak anggota keluarga Kerajaan yang marah terhadap apa yang terjadi saat ini.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan dengan Middlle Eat Eve Khaled mengatakan, peraturan irasional, tidak menentu dan kurang masuk akal yang dilakukan Raja Salman sudah berada pada puncaknya.
Hal itu membuat sejumlah anggota keluarga kerajaan marah dan bila dibiarkan, bisa membuat Arab Saudi berada dalam masalah.
Baca: Raja Salman Undang Indonesia Tampil di Festival Janadriyah
Oleh karena itu, Khaled menyerukan pada pamannya, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz dan Pangeran Muqrin bin Abdulaziz yang masih anak-anak Abdulaziz, untuk melakukan upaya pelengseran tahta Raja Salman.
"Jika Ahmed dan Muqrin menyatukan barisan, 99 persen dari anggota keluarga kerajaan, dinas keamanan dan tentara akan berdiri di belakang mereka," jelas Khaled.
Saat ini, putra mahkota kerajaan Saudi diberikan pada Muhammad bin Salman (MBS).
Sebelumnya, Muqrin bin Abdulaziz juga pernah ditunjuk sebagai putra mahkota, tetapi digantikan oleh saudara laki-lakinya, Muhammad bin Nayef.
Penunjukan MBS sebagai putra mahkota ini tak terlalu disukai oleh sejumlah kalangan.
MBS dicurigai sebagai orang yang paling berperan dalam serangan militer Arab Saudi di Yaman, serta menangkap ratusan pangeran dan pengusaha dalam kampanye yang menurutnya antikorupsi.
Khaled juga mengklaim, salah satu saudara tertua Raja Salman yang masih hidup, Mamduh bin Abdulaziz, menunjukkan kebencian yang lebih luas dalam keluarga.
"Ada begitu banyak kemarahan dalam keluarga kerajaan," ujarnya.
Menurut Khaled, apa yang dilakukannya itu telah mendapat dukungan dari sejumlah pihak.
Istana Diserang