Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, KONGO - Taman nasional tertua di Afrika akan ditutup untuk pengunjung selama sisa tahun ini.
Penutupan tersebut dilakukan sebagai langkah re-evaluasi keamanan setelah rentetan serangan mematikan terjadi di wilayah tersebut.
Baca: KPU Usulkan Larangan Mantan Napi Korupsi Nyaleg Menjadi Undang-Undang
Seperti dilansir Guardian, Taman Nasional Virunga, di Republik Demokratik Kongo, telah dilanda gelombang kekerasan baru-baru ini.
Setidaknya sebanyak 12 penjaga taman tewas oleh milisi dan penyelundup selama 10 bulan terakhir.
Didirikan pada tahun 1925, dengan luas area 3.000 mil persegi, cagar alam terkenal ini dirundung kepunahan salah satu hewan lindungnya, yakni populasi gorila gunung yang kian menurun.
Baca: Kapolri Imbau Kepala Daerah Aktifkan FKUB Untuk Tangkal Ideologi Terorisme
Menurut Associated Press, sekitar bulan lalu satu ranger tewas, seorang pengemudi terluka dan dua turis Inggris diculik dalam sebuah penyergapan.
Pejabat setempat menduga aksi tersebut dilakukan milisi lokal Mai Mai.
"Jelas bahwa Virunga terpengaruh begitu besar oleh ketidakamanan, dan kasus ini akan berlangsung beberapa lama," kata Direktur Taman Nasional Virunga, Emmanuel de Merode dalam pernyataannya, seperti dilansir Time, pada Selasa (5/6/2018).
Baca: Jusuf Kalla: Wewenang KPU Membuat Aturan Kepemiluan
"Untuk Virunga yang lebih aman dikunjungi, tindakan yang jauh lebih kuat dibutuhkan dibanding sebelumnya," tambahnya.
Virunga berbatasan dengan Rwanda disebelah selatan dan Uganda disebelah timur, berhadapan dengan serangkaian ancaman seperti milisi dan pemburu satwa liar.
Pada tanggal 9 April, enam penjaga hutan tewas dalam serangan Mai Mai lainnya, menyebabkan jumlah total korban tewas menjadi 175 orang.