Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ario Bimo (37), baru tiba di Tokyo sejak 20 Juni lalu. Tetapi gerak cepat dan pola pikir bisnis Kepala Cabang Tokyo Bank BNI ini patut diacungi jempol.
"Begitu tiba di Tokyo saya segera minta staf saya agar tiap hari ada banyak meeting dengan berbagai pimpinan bank Jepang untuk berkenalan satu sama lain supaya kita bisa mengenal dulu satu sama lain, mengidentifikasi mereka semua," kata Ario kepada Tribunnews.com, Rabu (27/6/2018).
Bimo dengan tinggi 185 cm dan memiliki satu putri yang masih berusia 18 bulan itu merencanakan istri dan anaknya tiba di Tokyto Agustus mendatang.
"Saya mau fokus konsentrasi dulu sekarang pada kerjaan supaya bisa mengenal lingkungan bisnis di Jepang dengan baik. Baru nanti setelah sedikit settle Agustus istri dan anak rencana tiba di Jepang," kata dia.
Bimo ingin menjadikan dirinya jembatan bisnis antara Jepang dan Indonesia dengan visi yang realistis.
"Saya tak mau banyak bermimpi ini itu. Kerjakan dulu sebaik mungkin, nanti kan kelihatan hasilnya dan lakukan apa yang saya bisa lakukan," ujarnya.
Apa kira-kira tantangan mempelajari Jepang?
Baca: Instruktur Yoga di Jepang Makin Sibuk Setelah Diisukan Mantan Bintang Film Dewasa
"Iya benar, sebelum ke Jepang saya berusaha sebanyak mungkin mempelajari Jepang dan memang tantangan di sini cukup berat ya. Negara ini berbeda budaya, berbeda pola atau cara bisnisnya. Jadi saya rasa mungkin butuh waktu untuk ciptakan kepercayaan satu sama lainnya. Saya sendiri baru tiba di Tokyo Selasa minggu lalu jadi masih taraf penyesuaian diri dulu di sini," kata Ario.
Setelah tahap identifikasi saat ini dilakukan, barulah akan dilakukan penyusunan strategi, implementasi dan meninjau kembali apa yang telah dilakukannya nanti, baik di bidang corporate maupun pelayanan perbankan kepada individual khususnya warga Indonesia yang ada di Jepang.
"Waktu dua atau tiga tahun penugasan di luar negeri biasanya tidaklah mudah, tantangan yang menarik bagi saya untuk berbuat semaksimal mungkin supaya bisa membawa nama Indonesia seharum mungkin di Jepang. Olehk arena itu saya akan berjuang semaksimal mungkin agar bisa menjadi jembatan antara kedua negara dalam hal bisnis perbankan khususnya," kata Ario.
Kelahiran 24 Januari 1981 ini memiliki pandangan ke depan yang cukup baik dan sejak awal telah mengutamakan kerja keras yang dipikirkan bukan hanya bagi bank BNI saja, tetapi lebih luas bagi kedekatan dua bangsa Indonesia dan Jepang.
Seiring dengan peringatan 60 tahun hubungan persahabatan Indonesia Jepang tahun 2018 ini, upaya Bimo sudah tepat untuk semakin menjalin lebih erat lagi kedua bangsa khususnya di bidangnya, perbankan kedua negara.
"Kita akan kerja sama dengan sebanyak mungkin pihak di Jepang, termasuk juga dalam hal pengiriman uang ke Indonesia bagi warga Indonesia yang ada di Jepang agar lebih baik dan lebih mudah lagi nantinya," ungkap mantan lulusan SMA Pangudi Luhur Jakarta itu.