News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hujan Lebat dalam 30 Tahun Terakhir di Jepang, 180 Korban Meninggal, Dana Antisipasi 2 Miliar Yen

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ribuan rumah terendam banjir dan terputus dari pasokan listrik, seperti di Kota Kurashiki, Perfektur Okayama.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hujan deras yang terjadi di bagian selatan Jepang (Jepang Barat) terutama di Okayama, Wakayama, Ehime, dan Hiroshima sejak 6 hingga 7 Juli 2018 mengakibatkan banjir besar.

Korban meninggal hingga Kamis (12/7/2018) pagi ini mencapai sedikitnya 180 orang, pertama kali dalam 30 tahun terakhir.

"Korban meninggal diperkirakan bisa mencapai 200 orang karena sangat parah banjir besar di Jepang Barat. Hujan kali ini sangat lebat, mungkin pertama kali dalam 30 tahun terakhir ini," kata Nakayama, seorang petugas pemerintah yang membantu menangani bencana alam banjir besar Jepang kepada Tribunnews.com, Kamis (12/7/2018).

Hujan lebat terus menerus di Jepang Barat sampai mencapai 453 mm per detik di daerah Kagaminocho Perfektur Okayama tanggal 7 Juli 2018.

Hal serupa juga terjadi di sekitarnya sampai ke Hiroshima sehingga korban banjir semakin banyak per tanggal 8 Juli lalu.

Hujan di Jepang Barat berturut-turut dimulai sejak 5 Juli malam hingga 8 Juli 2018.

Cuaca mulai cerah Senin 9 Juli 2018 dengan jumlah pengungsi mencapai sekitar 2 juta orang.

Banjir menghantam dan merusak sedikitnya 18.700 rumah pada sekitar 23 perfektur yang ada di Jepang.

Sampai dengan Kamis (12/7/2018) sekitar.000 rumah masih mati lampu karena rumahnya terendam air.

Pemerintah telah mengirimkan 75.000 tentara dan pekerja darurat, disertai 80 helikopter untuk upaya pencarian dan penyelamatan.

Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan, pemerintah menghabiskan 2 miliar yen (Rp 260 miliar) untuk mempercepat pengiriman pasokan bantuan dan dukungan lain untuk warga di pusat evakuasi.

Bencana alam banjir dengan korban sedikitnya 180 orang kali ini yang terbesar jumlah korban meninggal karena air, setelah bencana tsunami yang menghantam daerah Tohoku sebelah utara Jepang tanggal 11 Maret 2011.

PM Jepang Shinzo Abe pun membatalkan perjalanan dinasnya ke empat negara yaitu Belgia, Perancis, Arab Saudi dan Mesir yang semula direncanakan mulai tanggal 11 Juli.

Penundaan perjalanan akibat bencana ini dan sejak Rabu (11/7/2018) kemarin PM Abe mengunjungi Okayama, Jumat besok ke Hiroshima dan Minggu (15/7/2018) rencana ke Ehime.

Semuanya adalah lokasi korban banjir yang cukup besar di Jepang Barat.

Kerugian bisnis terhadap banyak pabrik yang berhenti operasi di Jepang Barat diperkirakan bisa mencapai sekitar satu triliun yen akibat banjir besar dan hujan terus-menerus minggu lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini