Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS Tokyo - Pertama kali dalam dunia sumo di Jepang, seorang keturunan Filipina menjuarai kejuaraan Sumo di Nagoya Jepang 22 Juli lalu dan menjadi calon kuat Ozeki, peringkat kedua tertinggi Sumo sebelum mencapai Yokozuna.
Sekiwake Mitakeumi (25) dengan nama asli Hisashi Omichi, ibu Filipina, Margaretha, dan ayah asli perfektur Nagano, kini jadi pembicaraan banyak orang di Jepang.
"Rasanya luar biasa. Tapi sekarang saya mau santai di tempat yang sepi di tepi laut tak entah di Jepang atau di luar Jepang, mau santai sudah capai," kata Mitakeumi 23 Juli lalu.
Setelah tak terkalahkan melalui 11 pertarungan pertamanya, Mitakeumi mengamankan kejuaraan dengan kemenangannya yang ke 13, atas pegulat andalan Tochiozan, pada hari kedua terakhir.
Dia kalah dalam pertandingan terakhirnya melawan No 9 Maegashira Yutakayama untuk menyelesaikan dengan rekor 13-2. Yutakayama adalah saingan terdekat Mitakeumi di turnamen tersebut.
Selain mendapat Piala Kaisar, upaya Mitakeumi di seluruh rangkaian kejuaraan itu membuatnya mendapatkan Penghargaan Karir Posisi ketiga, serta Hadiah Teknik bersamaan.
Dia menjadi pemenang turnamen besar pertama dari Perfektur Nagano, di mana surat kabar lokal mencetak edisi tambahan untuk menyuarakan pencapaian bersejarah. Dukungan dari prefektur rumahnya sangat luar biasa, kata Mitakeumi.
Sebelumnya sebenarnya sudah pernah ada Ozeki Sumo dari Nagano yaitu Ozeki Raiden (1767-1825). Berarti pertama kali pesumo Nagano mencapai peringkat tiga besar dalam kurun waktu 193 tahun lalu.
Peringkat pertama sumo adalah Yokozuna, kedua adalah Ozeki dan ketiga adalah Sekiwake. Apabila dalam kejuaraan di Tokyo tanggal 9 September mendatang, Mitakeumi dapat menang terhadap 11 pesumo lain, maka dia pasti akan dipromosikan menjadi Ozeki.
"Saya sangat berterima kasih sekali kepada guru saya Dewanoumi dan masyarakat Nagano khususnya, tak lupa keluarga saya, yang selalu mendukung saya dalam perjalanan kejuaraan ini," tambahnya.
“Mitakeumi dulu berharap bisa dapat kerja yang stabil dan diterima sebagai pegawai pemda Wakayama," ungkap Fumio Hamano, 68, manager klub sumo Toyo University tempat sekolah dan lulus perguruan tinggi Mitakeumi.
Tapi keinginan kuatnya memasuki dunia sumo baru dilakukan tiga setengah tahun lalu dan terus melonjak pesat hingga kini jadi pembicaraan banyak orang Jepang karena selama ini pemenang sumo adalah orang asing dari Mongolia, Mesir, Eropa Timur dan sebagainya. Barulah kali ini dianggap dari orang Jepang karena ayahnya orang Jepang asli.