"Sampai suatu hari, orang ini tidak ke masjid lagi dan saya baru mengetahui bahwa dia juga bermasalah dengan banyak orang Indonesia lain. Terlebih kemudian saya mengetahui berita di Kompas dan saya langsung lemas."
"Semua kontak (wa, line, dan sebagainya) yang bersangkutan tidak bisa saya hubungi sampai sekarang. Saya Tak pernah menyangka ini terjadi di Jepang."
Tribunnews.com mencari tahu dari berbagai sumber dan ternyata korban dari pelaku tersebut sedikitnya berjumlah 13 warga Indonesia di Jepang.
Bahkan pelaku sempat datang ke Masjid Kabukicho Shinjuku Tokyo lalu terus menghilang setelah Jumat-an.
Modusnya selalu di bidang travel, bikin usaha travel bersama, tawaran tur menarik, tambahkan modal urusan tur yang dipegangnya dan sebagainya, lalu uang tidak kembali.
Baca: Assyifa Sempat Ingin Ikut ke Jakarta Tapi Ibunda Melarangnya
"Kedua pelaku telah overstay di Jepang, visa aktif mereka telah mati dan paspor Umi sempat ditahan seorang korban, sehingga saat ini Umi yang masih bersembunyi di Jepang tanpa paspor," ungkap sumber Tribunnews.com.
Pihak KBRI di Tokyo sempat menjadi mediasi saat seorang korban meminta KBRI dan mempertemukan kedua pihak tetapi tetap gagal.
Para penipu pun kabur menghilang tanpa jejak masih tetap berada di Jepang.
"Sering mengaku pengacaranya Umi," ungkap sumber Tribunnews.com.
Saat ini identitas dan foto keduanya tersebar di beberapa media sosial mencari mereka karena korban penipuan sudah sangat banyak dan jumlah kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Sementara itu Umi hingga berita ini diunggah belum berhasil dikonfirmasi terkait pernyataan Iwan.