TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Presiden Joko Widodo mengajak negara-negara ASEAN untuk bahu membahu menyelesaikan krisis kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar.
Demikian disampaikan Presiden Jokowi dalam pidatonya di sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-33 ASEAN di Suntec Convention Center, Singapura, Selasa (13/11/2018) malam.
Di awal pidato, Jokowi menyampaikan negara-negara kawasan Asia Tenggara sudah dapat menikmati situasi aman dan damai selama lebih dari 50 tahun.
"Tahun 1967, ketika kawasan lain di dunia terpecah dan terjebak dalam perebutan kekuasaan dua negara adikuasa, para pemimpin ASEAN sepakat untuk bersatu dan menciptakan kawasan damai dan sejahtera," ujar Jokowi.
ASEAN pun mencatatkan diri dalam sejarah sebagai bagian dari penyelesaian persoalan kawasan dan dunia.
Presiden Jokowi menegaskan, tantangan ASEAN kini berbeda. ASEAN membutuhkan komitmen dari seluruh negara anggotanya untuk tetap menjaga perdamaiandan kesejahteraan di kawasan sebagai satu keluarga.
"Krisis kemanusiaan Rakhine State belum juga dapat diselesaikan. Krisis ini telah mengundang kekhawatiran dan menciptakan defisit kepercayaan masyarakat internasional. Kita sebagai satu keluarga, Indonesia sangat mengharapkan dapat dilakukan langkah maju penyelesaian krisis kemanusiaan ini," ujar Jokowi.
Baca: Jokowi Hadiri Pembukaan KTT ke-33 ASEAN di Singapura
"Indonesia siap! ASEAN saya yakin juga siap membantu pemerintah Myanmar untuk menciptakan kondisi kondusif di Rakhine State di mana freedom of movement dihormati, tidak terdapat diskriminasi dan pembangunan dilakukan secara inklusif," lanjut dia.
Pada penghujung pidatonya, Presiden Jokowi mengapresiasi hasil pembicaraan di tingkat menteri negara-negara ASEAN.
Melalui pembicaraan tersebut, lanjut Jokowi, The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre) direncanakan dilibatkan dalam membantu penyelesaian krisis kemanusiaan di Rakhine State.
"Saya berharap, detail mandat dan mekanisme peranan AHA Center dan ASEAN dapat secepatnya diselesaikan," ujar Jokowi.