Pria 27 tahun yang juga merupakan aktivis organisasi keagamaan tersebut juga menggambarkan topografi Pulau Sentinel Utara.
Sentinel Utara memiliki hamparan pasir putih nan kasar dengan pantai menakjubkan yang bisa dipakai berselancar di bagian selatan.
Kemudian setiap rumah menampung sedikitnya 10 orang Sentinel dan ada rumah dengan jumlah penghuni mencapai 50, termasuk anak-anak.
Chau menulis, dia memprediksi jumlah penduduk Sentinel mencapai 250 orang.
Angka tersebut lebih banyak 50 orang dibanding data pemerintah India.
Setelah tsunami yang terjadi pada 2004 silam, New Delhi menggelar pantauan udara dan mengestimasi jumlah Suku Sentinel mencapai 40-200 orang.
Dalam buku catatannya, Chau menjelaskan dia tidak melihat orang tua dan menduga mereka hidup di bagian lain pulau.
Sementara para perempuan berteriak saat bertemu dengannya.
Seorang penduduk yang diduga berusia 10 tahun menembakkan panah ke arahnya.
Untungnya, panah tersebut mengenai kitab suci yang dibawanya dan tembus hingga halaman 933 yang membuatnya harus menyingkir.
Di bagian akhir catatan, dia membeberkan beberapa gestur orang Sentinel.
Jika busur diangkat menunjukkan tanda persahabatan.
"Jika mereka menunjuk dengan jari, berarti mereka tengah memetakan lokasi. Adapun panah di busur berarti mereka siap menyerang Anda," ungkapnya.
Chau dilaporkan tewas dibunuh dengan panah saat kembali lagi ke sana pada 16 November.
Para nelayan yang kembali keesokan harinya menyaksikan jenazahnya diseret di bibir pantai.