Selama festival, desa dipenuhi dengan doa, pesta, arak-arakan, tarian dan drama. Tetapi karena biaya yang besar, acara itu tidak diadakan setiap tahun. Festival terakhir diadakan pada tahun 2011 dan belum pasti kapan acara berikutnya akan diadakan. Semua tergantung dari sumbangan penduduk lokal.
Banyak orang luar yang memandang legenda itu sebagai semacam takhyul aneh, kata Ramesh Sevagan, 40, seorang pengemudi. Namun, paling tidak, katanya, legenda itu telah mengukir rasa identitas dan komunitas desa yang kuat.
"Tradisi ini telah menyatukan kita, membuat semua orang di desa merasa seperti keluarga," kata Sevagan.
Kekeluargaan di desa itu, katanya, juga sudah melahirkan adat setempat. Ketika seseorang di desa itu meninggal, misalnya, terlepas dari apakah orang yang meninggal itu kaya atau miskin, penduduk desa akan menyumbangkan uang – masing-masing 20 rupee – kepada keluarga yang berduka.
"Selain ingin membantu tetangga, berada di sisi mereka di saat baik atau pun buruk, membuat kami merasa bahwa kami semua sama," kata Sevagan.
Saya penasaran apakah paparan dunia luar dapat menghilangkan perasaan ini. Saya bertanya kepada Veerabadra yang tinggal di Dubai apakah dia masih memandang tradisi ini seperti dia memandangnya dulu. Dia bilang pandangannya masih sama. Bahkan hari ini, ia bertelanjang kaki di desa dan tetap antusias mengikuti tradisi ini.
"Siapa pun kita dan di mana pun kita tinggal, kita semua bangun setiap pagi dan percaya kita akan baik-baik saja," katanya. "Memang tidak ada jaminan, tapi kita tetap beraktivitas setiap hari. Kita membuat rencana untuk masa depan; kita bermimpi, kita berpikir ke depan.
"Kehidupan di mana pun bermulai dari kepercayaan sesederhana itu; hal itulah yang Anda lihat di desa kami."
Berita Populer
-
-
Bashar Al-assad Dikabarkan Angkut Uang Rp 4 Triliun ke Rusia Sebelum Ditumbangkan Pemberontak
-
Netanyahu Kunjungi Gunung Hermon, IDF Siap Bangun Benteng Pertahanan
-
CIA Kejar Setoran Demi Gencatan Senjata di Gaza Terealisasi, Hamas-Israel Turunkan Gengsi?
-
Sirene Meraung di Israel, Houthi Tembakkan Rudal, Pecahannya Menghantam Sekolah dan Mobil
-
Al-Julani Ogah HTS Disebut Mirip Taliban yang Dilabeli Teroris: Ini Suriah, Bukan Afghanistan
Berita Terkini
-
Sirene Meraung-raung di 70 Titik Tel Aviv, Abu Obaida Serukan Houthi Gencarkan Rudal ke Israel
-
Ukraina: Tentara Korea Utara Tidak Tahu Drone Itu Berbahaya dan Mereka Bisa Jadi Sasaran Empuk
-
Israel Tembakkan Rudal ke Yaman, Menteri Katz: Tangan Panjang Kami Akan Mencapai Houthi
-
Iran Mulai Uji Coba Jet Tempur Siluman Qaher-313 Tanpa Awak, Desain Tajam Tapi Susah Dikendalikan
-
Intelijen Korsel Klaim 100 Tentara Korut Tewas dalam Perang Rusia Melawan Ukraina