Dia juga mendengar suara tembakan, yang awalnya dia pikir suara petasan.
Saat itu juga, Jill menghentikan mobilnya.
Satu pria, dengan luka tembak di punggung, kemudian bersandar mencari perlindungan di balik mobilnya.
Jill mencari kotak obat-obatan darurat di mobilnya, hingga dia menemukan perban.
Dia kemudian menekan luka tembak korban penembakan dengan perban itu.
"Aku begitu syok dan sempat tak tahu harus berbuat apa. Tapi seorang pria muslim datang, dengan sabar memintaku tenang, dan mengajariku cara menekan luka korban," kata Jill.
Korban penembakan, saat itu juga minta agar Jill menelepon istrinya.
Jill pun mengambil telepon, dan meminta agar istri korban, menunggu di rumah sakit.
Saat menceritakan hal ini, Jill tiba-tiba menangis di hadapan kamera BBC.
Dia ingat, saat dia menolong satu korban, dia melihat pria lain meninggal dunia karena tak ada yang menolong.
"Aku tak bisa menolong karena desingan peluru di mana-mana," ujar Jill.
Wartawan BBC coba menenangkan Jill, dan menyebut bahwa dia sudah bertindak heroik.
"Oh Jill, sangat mengerikan. Anda adalah seorang pahlawan," kata reporter.
Tapi Jill memotong ucapan sang reporter.
"Tidak. Aku bukan (pahlawan). Saat itu aku mestinya bisa bertindak lebih baik lagi," ujar Jill sambil menangis. (*)