Rusia dan Prancis pun dikabarkan akan mengirimkan kapal induk serta pejabat militer bepangkat tinggi mereka untuk memperingati kesempatan itu.
Sejalan dengan konsolidasi kekuatan yang sedang berlangsung di Tiongkok, Presiden Xi Jinping yang secara pribadi mengawasi parade pada tahun lalu, telah mengisyaratkan bahwa pertunjukan tahun ini akan menjadi pertemuan militer maritim terbesar negara itu, sejak 1949 silam.
Para pengamat militer menyatakan bahwa PLAN akan berusaha menghadirkan wajah yang lebih cerah bagi dunia, bukan wajah yang selama ini digambarkan media Barat pasca provokasi perampasan tanah Tiongkok yang terjadi baru-baru ini di Laut Cina Selatan dan Timur.
Namun demikian, penghinaan Trump dan para kepala militernya tentunya akan mengurangi pukulan propaganda Tiongkok terkait acara tingkat tinggi tersebut.
Meskipun itu bertepatan dengan peningkatan kebebasan operasi navigasi (FONOP) yang dilakukan oleh aset militer AS di wilayah maritim yang disengketakan di Laut Cina Selatan.
Tiongkok, yang telah memicu kemarahan regional, dalam beberapa tahun terakhir secara cepat membangun beberapa pos terdepan militer mereka di ekosistem laut sensitif, terumbu karang dan pulau-pulau di Laut Cina Selatan.
Keputusan AS untuk melewatkan ulang tahun PLAN merupakan simbol yang jelas menunjukkan tanda kebijakan yang lebih keras terhadap Tiongkok.
Seperti yang disampaikan Zhang Baohui, Direktur Pusat Studi Asia Pasifik yang berpusat di Hong Kong.
"Sekarang, pemerintahan Trump telah menargetkan Tiongkok sebagai pesaing strategis dan kebijakannya adalah persaingan (dengan Tiongkok) daripada keterlibatan," kata Baohui.