TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - CEO Boeing, Dennis Muilenburg menduga kecelakaan yang menimpa Ethiopian Airlines dan Lion Air beberapa waktu lalu disebabkan karena pilot tak sepenuhnya mengikuti prosedur penerbangan yang sudah ditetapkan perusahaannya.
Pasalnya, perangkat lunak anti-stall yang disebut-sebut tak berfungsi dengan baik dan mengakibatkan terjadinya kecelakaan pada dua pesawat tersebut telah memenuhi standar keamanan Boeing. Selain itu, perangkat lunak yang biasa disebut MCAS itu telah lolos proses sertifikasi.
“Ketika kami merancang sistem ini, kami paham bahwa pesawat ini diterbangkan ke tangan pilot (lain)," kata Muilenburg seperti dikutip dari CNN, Rabu (1/5/2019).
Menurut Muilenburg, dalam membuat sistem tersebut Boing tak menemukan adanya permasalahan dan kesalahan teknis. Kendati begitu, Muilenburg mengaku akan lebih meningkatkan lagi sistem keamanan pada Boeing 737 Max.
Baca: Mendapatkan Gelar The Best SUV in 2017, Mobil ini Unjuk Gigi di IIMS 2019
Baca: Rekomendasi 7 Hotel Murah Dekat Stasiun Tawang Semarang, Tarif Per Malam Dibawah Rp 150 Ribu
“Adalah tanggung jawab kami untuk menghilangkan risiko ini. Kami memilikinya dan kami tahu bagaimana melakukannya," kata Muilenburg.
Muilenburg menegaskan bahwa Boeing dapat membuat beberapa perbaikan untuk membuat 737 Max lebih aman lagi untuk kembali terbang.
“Ke depan, kami telah mengidentifikasi cara untuk meningkatkan (keamanannya)," katanya.
"Saya yakin itu akan membuat salah satu pesawat teraman di udara untuk terbang. ... Kita tahu ini adalah penghubung dalam kedua kecelakaan yang bisa kita pecahkan,” lanjutnya.
Sebelumnya, pejabat Ethiopia mengatakan pda awal bulan ini, bahwa pilot yang menerbangkan Ethiopian Airlines telah berulang kali melakukan semua prosedur yang tercantum dalam buku panduan Boeing, tetapi tetap tidak bisa mengendalikan pesawat hingga akhirnya jatuh.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "CEO Boeing Sebut Kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air Karena Pilot Tak Ikuti Prosedur"