Dalam penampilan publik yang sangat jarang terjadi, pasangan kerajaan itu memang selalu tampak bahagia.
Namun ternyata dibalik semua itu, Masako mengalami depresi, ia pun jatuh sakit.
"Naruhito mencoba melindungi dan menghiburnya, namun ia (Masako) belum pulih sepenuhnya," kata Profesor Koichi Nakano dari Sophia University.
"Jadi saya kira ia (Masako) tidak akan bersemangat dalam menjalani peran barunya itu,".
Saat Masako muncul bersama Naruhito pada Rabu kemarin, ia memang tidak mengatakan apapun.
Namun mayoritas rakyat Jepang mengetahui apa yang ada dipikirannya.
Hanya ada tiga penerus laki-laki yang tersisa dalam garis keluarga kerajaan Jepang.
Perlu diketahui, Naruhito tercatat sebagai seorang pendukung reformasi yang berarti pada saat upacara dilakukan, putrinya bisa saja naik Tahta Krisan.
Survey menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Jepang akan mendukung pembukaan garis suksesi untuk anak perempuan.