Pelacakan dilakukan secara elektronik tetapi pada akhirnya jenggot dan dan cara dia berjalan lah yang memberikan kepastian jati diri Emwazi.
Ia menjadi satu di antara pria paling dicari di dunia setelah mengeksekusi sejumlah sandera. Eksekusi itu kemudian dipublikasikan oleh ISIS sebagai alat propaganda.
Emwazi pertama muncul pada Agustus 2014 ketika dia membunuh jurnalis AS James Foley.
Para pejabat militer AS tahu dalam hitungan jam jati diri sang algojo melalui teknologi pengenalan suara dan membandingkan pola pembuluh darah di tangan kiri.
Menghilang pada 2012
Dalam video Emwazi tampak memegang pisau dan menunjuk langsung ke arah kamera.
Peralatan canggih kemudian membandingkan pembuluh darah di tangannya dengan gambar foto arsip.
Sedangkan identifikasi suara dilakukan dengan cara membandingan rekaman suaranya selama operasi pengawasan selama tiga tahun dan suara dalam video ISIS.
Identitas Emwazi tidak terkonfirmasi hingga Februari 2015.
Setelah perburuannya berlangsung, Emwazi menggunakan latar belakangnya sebagai mantan mahasiswa ilmu komputer di Universitas Westminster untuk menghindari pelacakan oleh AS dan Inggris.
Dia menggunakan program enkripsi dan membersihkan setiap komputer yang pernah dia kirimi pesan.
Namun kemudian ia terlacak setelah menghubungi istri dan anaknya yang tinggal di Irak.
Douglas Wise, yang membantu mengawasi operasi CIA (dinas rahasia AS) di Timur Tengah, mengibaratkan misi untuk menemukan Emwazi dengan mencari jarum di tumpukan jerami yang penuh jarum.
"Jika dia ingin memiliki harapan untuk tetap bertahan hidup, dia harus berbaur dengan warga Raqqa," kata Douglas Wise.