Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang warga Indonesia tertipu saat membeli sepatu di Kicks Lab Harajuku Tokyo, 8 Juni 2019.
Pada saat pengurusan penggantian sepatu, Polisi Jepang menyebut hanya salah memberi barang. Namun terlihat di rekaman CCTV toko hal yang berbeda.
"Itu jelas penipuan pak. Kelihatan sekali di rekaman CCTV tersebut," kata EB, pengendara mobil yang membawa tamu seorang wanita warga Indonesia kepada Tribunnews.com, Sabtu (15/6/2019).
Dari rekaman kamera CCTV terlihat petugas toko atau kepala toko (tencho) bernama Masashi Nakamura (gambar bertopi), mengambil box merah sepatu dari bawah meja.
Lalu dimasukkan ke dalam plastik putih dan diserahkan ke pembelinya warga Indonesia.
Padahal dua box sepatu merah yang ada di atas meja yang dibeli warga Indonesia itu, satu yang atas diserahkan, satu lagi masih tersisa di atas meja, malah diganti box sepatu merah diambil dari lantai, bukanlah hal yang wajar.
Baca: Klaim Kemenangan Prabowo-Sandi yang Disampaikan ke MK Berubah-ubah, Apa Kata Sandiaga Uno?
Setelah barang belanjaan diberikan ke pembeli oleh tencho tersebut, pembeli langsung ke luar dari toko tanpa memeriksa kembali barang belanjaannya karena percaya barang belanjaan diberikan dengan benar.
Warga Indonesia tersebut membeli sepatu di toko itu tanggal 8 Juni 2019. Keesokan harinya tanggal 9 Juni 2019 pagi dia pulang ke Indonesia.
Kesalahan memberi sepatu diurus oleh EB, pengendara yang juga warga Indonesia berdomisili di Jepang tanggal 10 Juni 2019.
Kehadiran EB di toko tersebut tanggal 10 Juni 2019, staf mengakui adanya kesalahan memberi barang.
"Tanggal 10 Juni saya ke toko tersebut, staf mengakui salah kasih. Tetapi karena barang tidak ada maka tidak bisa refund harus ganti barang lain," tambah EB.
Tanggal 14 Juni, EB kembali lagi ke toko sepatu itu tetapi jawaban staf toko malah berbeda.
"Saya dibilang staf toko bahwa sepatu sudah benar, lalu mungkin terjadi penukaran di luar. Saya kesal dituduh demikian lalu saya minta lihat rekaman CCTV dan terlihat penukaran dan penipuan tersebut," lanjut EB.