News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gara-gara Komentar Rasis Trump, Warga Amerika Teriaki Para Pendatang 'Pulang ke Negaramu'

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Amerika Serikat Donald Trump

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Imam Indonesia di New York, Shamsi Ali bercerita banyak jemaah yang mengeluhkan mengalami perilaku rasis di tengah kontroversi pernyataan Presiden Trump yang "menyuruh pulang" anggota kongres non kulit putih.

Dewan Perwakilan Rakyat Amerika meloloskan resolusi yang menyebutkan Trump "melegitimasi ketakutan, kebencian dengan meminta anggota kongres perempuan untuk kembali ke negara asal."

Keempat anggota kongres itu, tiga lahir di Amerika dan satu datang saat kecil.

Trump menekankan ia tidak rasis.

Baca: 5 Anak Ketua Umum Partai yang Berpeluang Jadi Menteri Jokowi, Siapa Saja?

Baca: Cerita Kehidupan Orang-orang Kaya Jakarta, Beli Apartemen Rp 43,4 Miliar Nggak Pakai Nyicil

Namun Shamsi Ali mengatakan jemaah banyak mengeluh kepadanya mendapatkan perlakukan rasis.

"Saya belum mengalami secara langsung, tapi jemaah banyak yang mengalami, dengan diteriaki 'pulang ke negara asal' karena berasal dari Asia Selatan seperti Bangladesh, kulitnya tidak putih. Orang Arab yang menghadapi pelayanan berbeda saat belanja," kata Shamsi.

"Sikap rasisme Amerika semakin terbuka sejak Donald Trump terpilih karena mereka merasa mendapat pembenaran, sehingga mereka semakin terbuka untuk mengekspresikan. White supremacist semakin menjadi-jadi. Targetnya, bukan non kulit putih tapi juga orang Yahudi. Orang amerika menghadapi masalah berat karena presidennya," tambahnya.

"Rasisme tidak lagi di pinggir jalan tapi keluar dari Gedung Putih."

Resolusi mengecam Trump diloloskan setelah 240 suara mendukung dan 187 menentang. Empat anggota Republik - partai pendukung Trump- mengikuti langkah 235 anggota Partai Demokrat yang meloloskan resolusi.

Resolusi ini adalah pernyataan pendapat dan tidak mengikat secara legal. Namun mengkritik perilaku presiden sangat jarang terjadi.

Keluhan warga Yahudi

Shamsi Ali - yang juga tergabung dalam asosiasi lintas agama di New York - juga mengatakan banyak teman-temannya warga Yahudi yang mengeluh karena mendapat perlakuan serupa.

"Banyak teman-teman Yahudi yang mengeluh. Justru dalam beberapa bulan terakhir, persentase anti-Semitisme lebih tinggi daripada anti-Islam. Mungkin karena orang Islam tidak berani melapor...Ini terjadi di mana-mana."

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini