TRIBUNNEWS.COM – Kehadiran startup asal Indonesia, Gojek, di Malaysia ditolak secara terang-terangan oleh politisi Malaysia, Khairuddin Aman Razali.
Dikutip oleh Kompas.com dari harian Malay Mail, Kamis (29/8/2019), Aman Razali yang merupakan politikus dari Partai Islam Se-Malaysia (PAS) itu beralasan bahwa masuknya Gojek berpotensi meningkatkan angka pelecehan seksual.
Penolakan tidak hanya datang dari Aman Razali.
Seorang pendiri dan pemilik layanan taksi Big Blue, Shamsubahrin Ismail bahkan sampai mengeluarkan pernyataan yang kontroverisal dan memancing reaksi di dunia maya terkait kehadiran Gojek di negaranya.
Ia mengatakan bahwa Gojek hanya cocok di negara-negara miskin, salah satunya seperti Indonesia.
Karena mendapat reaksi keras dan kecaman dari berbagai pihak atas pernyataannya, Shamsubahrin kemudian menyampaikan permintaan maaf.
Meski mendapat penolakan di Malaysia, namun Gojek ternyata diterima baik di negara tetangga lainnya seperti Vietnam, Singapura, bahkan sampai Thailand.
Baca: Gojek Ditolak Masuk Malaysia, Begini Reaksi Menkominfo Rudiantara
Baca: Bos Taksi Tolak Gojek dan Sebut Indonesia Negara Miskin, Netizen Mengamuk dan Serbu Akun Medsosnya
Go-Viet di Vietnam
Di Vietnam, Gojek sudah mulai mengepakkan sayapnya dengan mengusung Go-Viet pada 12 Agustus 2018.
Debutnya dilakukan di kota Ho Chi Minh, seperti diberitakan Kompas.com pada 12 September 2018.