Meski, kondisi ibunya tak membaik.
Dokter pun memasang alat bantu untuk menjaga sang ibu tetap hidup.
Serta, membantu pertumbuhan bayi di dalam janin.
Baca: Viral Ibu Hamil Kontraksi di KRL Bogor-Jakarta, Bayinya Tak Selamat, Ini Risiko Bayi Lahir Prematur
Staf medis bahkan secara berkala membantu menggerakkan kaki wanita itu.
Hal tersebut untuk mensimulasikan aktivitas berjalan.
Sehingga, bayi yang dikandungnya bisa tumbuh, kata Reuters.
Dokter juga melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Hal itu termasuk USG.
Akhirnya, setelah 117 hari berlalu dan masa kehamilan memasuki usia 34 minggu, dokter bersama keluarga memutuskan untuk melakukan operasi caesar guna melahirkan bayi itu.
Ini diyakini sebagai proses kehamilan artifisial, dengan ibu yang mati otak terlama yang pernah tercatat.
Akhirnya, setelah bayi dapat dikeluarkan dari rahim sang ibu dalam kondisi selamat, pihak keluarga memutuskan menghentikan pemasangan alat bantu kehidupan untuk membiarkan pasien meninggal.
Saat seluruh proses operasi hingga saat memutus alat bantu kehidupan berlangsung, seluruh anggota keluarga pasien turut hadir, dari suami hingga kerabat-kerabatnya.
"Ini merupakan kasus yang benar-benar luar biasa saat seluruh anggota keluarga bersama-sama memberikan dukungannya."
"Tanpa adanya dukungan dari mereka, kasus ini tidak akan pernah bisa selesai dengan cara ini," kata Pavel Ventruba, kepala ginekologi dan kebidanan di Rumah Sakit Universitas Brno, kepada wartawan.