News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wakil Presiden Direktur Japan Pos di Jepang: Kelakuan NHK Seperti Yakuza

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paling kiri adalah Yasuo Suzuki, wakil presiden senior Japan Post, yang juga mantan Sekretaris Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Yasuo Suzuki, Wakil Presiden Senior Japan Post, yang juga mantan Sekretaris Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang mengungkapkan di parlemen bahwa kelakuan NHK Jepang seperti Yakuza saja.

"Laporan program NHK "Close-up Gendai +" yang melaporkan penjualan ilegal Japan Post Insurance musim semi lalu, seperti kelakuan Yakuza (mafia Jepang) saja," kata Yasuo Suzuki, Kamis (3/10/2019).

Sementara Presiden Japan Post, Masatoshi Nagato, hanya mengatakan bahwa dia akan memikirkan cara protes kepada NHK tersebut.

Sebelumnya NHK memposting video di internet sampai dengan Juli 2019 yang memuat komentar Suzuki "baka janai no" yang artinya Tidakkah Bodoh Kamu?

Video tersebut dihapus setelah menerima protes dari pihak Japan Post.

Paling kiri adalah Yasuo Suzuki, wakil presiden senior Japan Post, yang juga mantan Sekretaris Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi (Mainichi)

Sekuel itu disiarkan hingga Juli setelah masalah penjualan penipuan Japan Post Insurance.

Suzuki menghadiri audiensi bersama partai-partai oposisi pada tanggal 3 Oktober dan menjelaskan masalah Japan Post.

"Saya meminta maaf yang menyebabkan pelanggan mengalami kerugian. Di sisi lain, kami mengeluh dan protes terhadap NHK: Saya masih berpikir bahwa (video) itu aneh," kata dia.

Suzuki menjelaskan pula bahwa pihak NHK berkata, "Jika Anda menerima wawancara NHK, maka itu akan menghapus video."

Kata-kata itu menurut Suzuki seperti bicaranya orang Yakuza saja.

"Tolong dengarkan aku. Saya ini tidak bodoh," kata Suzuki.

Di sisi lain, Direktur Jenderal NHK, Yukinori Kida, yang menghadiri wawancara pada tanggal 4 Oktober membantah, "Saya tahu bahwa saya sedang bernegosiasi dengan media dengan cermat."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini