Jika tarif tersebut berlaku sesuai jadwal, itu berarti setiap produk Tiongkok yang dikirim ke AS akan dikenakan tarif.
Tiongkok pun melakukan balasan dengan menempatkan tarif lebih dari USD 75 milar pada produk AS, termasuk produk pertanian, mobil, suku cadang mobil, bahan kimia, wiski, cerutu, pakaian, hingga TV.
Putaran kedua tarif yang diberlakukan oleh Tiongkok pun akan diberlakukan 15 Desember mendatang, sesuai dengan tanggal yang akan menjadi momentum bagi AS dalam menerapkan tarif terbaru.
Putaran terakhir terkait pembicaraan perdagangan itu terjadi saat Trump tengah menghadapi tekanan domestik.
Ia memang sedang menghadapi berbagai masalah yang mencakup penyelidikan pemakzulan, di mana Tiongkok memainkan sebuah peran.
Sementara itu pada pekan lalu, anggota parlemen dari kedua partai berkuasa di AS yakni Republik dan Demokrat telah mengkritisi Trump.
Hal itu karena pernyataan Trump yang mengatakan bahwa 'Tiongkok harus menyelidiki calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden dan putranya Hunter, yang memiliki kepentingan bisnis di Tiongkok'.
Tiongkok pun telah menolak permintaan Trump, dan menegaskan bahwa negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping itu tidak ingin terlibat dalam politik domestik AS.
Melihat 'sikap tidak tertarik' yang ditunjukkan Tiongkok, Trump mengatakan kepada wartawan, pada Kamis kemarin bahwa sikap Tiongkok bukan merupakan masalah baginya.
"Tiongkok harus melakukan apa pun yang mereka inginkan. Jika mereka ingin melihat sesuatu, mereka bisa melihatnya, namun jika mereka tidak ingin melihatnya, mereka tidak perlu melihatnya." Tegas Trump.