News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penjelasan BMKG soal Cuaca di Indonesia Terkait Topan Hagibis di Jepang yang Sebabkan 24 Orang Tewas

Penulis: Daryono
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Typhoon Hagibis atau Taifun Hagibis mendekati wilayah Jepang, dilihat dari satelit Himawari-8. Foto ini diunggah oleh akun Twitter @severeweatherEU pada Jumat (11/10/2019) kemarin.

Penjelasan BMKG soal Cuaca di Indonesia Terkait Topan Hagibis di Jepang yang Sebabkan 24 Orang Tewas

TRIBUNNEWS.COM - Wilayah Jepang dilanda Topan Hagibis pada Sabtu (12/10/2019) kemarin. 

Tidak hanya menimbulkan kerusakan bangunan, Topan Hagibis memicu terjadinya banjir besar. 

Dikutip dari portal berita Jepang, NHK, Minggu (13/10/2019), belum diketahui persis berapa korban tewas akibat Topan Hagibis.

Namun, hingga saat ini setidaknya 24 orang dinyatakan tewas.

Topan Hagibis melanda sejumlah wilayah Jepang di antaranya Kanagawa, Tochigi, Gunma, Miyagi, Saitama, Fukushima, Iwate, Chiba, Shizukoa dan prefektur Ibaraki.

Baca: Rumah WNI di Jepang Alami Kebanjiran Akibat Badai Hagibis

Masih menurut laporan NHK, hujan deras menyebabkan lebih dari 12 sungai meluap.

Hal ini menyebabkan banjir besar.

Ribuan Orang Dievakuasi

Mengutip Kompas.com, badai Hagibis telah mulai meninggalkan daratan Jepang, tetapi banjir besar dilaporkan terjadi di Nagano, Jepang tengah, setelah sebuah tanggul jebol dan mengirim air dari sungai Chikuma ke lingkungan perumahan dan membanjiri rumah-rumah warga hingga ke lantai dua.

Militer Jepang mengerahkan helikopter untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak banjir dan bertahan di balkon tempat tinggal mereka sambil melambaikan handuk untuk menarik perhatian tim penyelamat.

"Semalam kami mengeluarkan perintah evakuasi untuk 427 keluarga, dengan sekitar 1.417 individu," kata pejabat darurat kota Nagano, Yasuhiro Yamaguchi, kepada AFP, Minggu (13/10/2019). 

Belum diketahui pasti berapa banyak rumah warga yang terkena dampak dari banjir serta badai yang dibawa Topan Hagibis.

Sebuah rekaman video yang diambil dari udara menunjukkan deretan kereta peluru yang setengah tenggelam di perairan berlumpur di sebuah depot di Nagano.

Hagibis menghantam pulau utama Jepang, Honshu, pada Sabtu (12/10/2019), sekitar pukul 19.00 waktu setempat.

Topan ini disebut sebagai yang terkuat dalam beberapa tahun terakhir, dengan membawa angin berkecepatan 216 kilometer per jam.

Bahkan sebelum inti topan tiba di daratan Jepang, angin kencang yang menyertainya telah menimbulkan korban jiwa pertama, yakni seorang pengemudi yang mobilnya terbalik akibat angin kencang.

Kata BMKG Indonesia soal Topan Hagibis

Badan Meteorologi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan rilis terkait Topan Hagibis. 

Depudi Bidang Meteorologi BMKG, R Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan saat ini Topan Hagibis bergerak meninggalkan daratan Jepang. 

BMKG memastikan, pergerakan Topan Hagibis ini tidak berpengaruh terhadap cuaca di Indonesia. 

Baca: Topan Hagibis: Jepang kerahkan militer selamatkan warga dari banjir dan longsor

Berikur rilis lengkap BMKG sebagamana dikutip Tribunnews.com dari akun twitter resmi Humas BMKG, @infoHumasBMKG, Minggu (13/10/2019). 

Typhoon HAGIBIS Bergerak Meninggalkan Daratan Jepang dan Tidak Berpengaruh Terhadap Kondisi Cuaca di Indonesia

1. Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi Jepang (JMA) tanggal 13 Oktober 2019, Typhoon Hagibis sudah bergerak meninggalkan daratan Jepang ke arah Timur Laut menuju Samudera Pasifik Barat bagian Utara.

2. Walaupun masih dalam skala kuat, namun intensitas Typhoon Hagibis mulai menurun, saat ini kecepatan angin di pusat typhoon adalah 60 knots sedangkan 12 jam sebelumnya adalah 75 knots. Dalam 24 jam kedepan JMA memprakirakan Typhoon Hagibis akan menurun intensitasnya.

3. Posisi Typhoon Hagibis yang pagi ini makin jauh dari wilayah Indonesia tidak memberikan dampak terhadap kondisi cuaca dan gelombang laut di Indonesia.

4.Adapun potensi hujan dgn intensitas Sedang-Lebat yg terjadi di beberapa wilayah Indonesia lebih dipengaruhi oleh adanya daerah tekanan udara rendah di wilayah Indonesia bagian utara yg membentuk daerah pertemuan angin yg memanjang dari Semenanjung Malaysia hingga Laut Sulawesi.

Jakarta, 13 Oktober 2019
DEPUTI BIDANG METEOROLOGI
Drs. R. MULYONO RAHADI PRABOWO, http://M.Sc

(Tribunnews.com/Daryono) (Kompas.com/Agni Vidya Perdana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini