TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tiga pakar ekonomi asal Amerika meraih penghargaan ekonomi nobel atau Nobel Economics Prize dari Royal Swedish Academy of Sciences pada Senin (14/10/19).
Masing-masing penerima adalah pria kelahiran India yang telah lama bermukim di Amerika Serikat (AS) yakni Abhijit Banerjee, istrinya Esther Duflo dan Michael Kremer yang juga warga Amerika.
Tidak banyak yang tahu ternyata Duflo selama ini meneliti soal SD inpres yang ada di Indonesia.
Duflo mengungkap peran SD inpres yang digagas oleh Presiden Soeharto dalam mengatasi kemiskinan.
SD Inpres terbentuk berdasarkan instruksi presiden Nomor 10 tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan Gedung SD.
SD Inpres ini sering disebut sebagai "sekolah kampung atau sekolah kecil" karena disediakan untuk anak-anak masyarakat miskin, di daerah terpencil.
Kalaupun ada di wilayah perkotaan, SD Inpres berada di kawasan dengan penghasilan rendah, sementara di wilayah lebih maju pemerintah membuat SD negeri atau SDN.
Baca: Satgas Pamtas Yonif 126/KC Bagikan Baju Sekolah dan Buku Kepada Anak-anak SD Inpres Yabanda
Penelitian ini kemudian diterbitkan di bulan Agustus tahun 2000.
Dengan judul schooling and labor market consequences of school construction in Indonesia: evidence from an unusual policy experiment atau konsekuensi sekolah dan pasar tenaga kerja dari pembangunan sekolah di Indonesia: bukti dari eksperimen kebijakan yang tidak biasa.
Dalam abstraksinya ia menjelaskan penelitian ini berbasis pada realita atau kondisi lapangan yang terjadi di Indonesia selama tahun 1973 hingga tahun 1978.
Tercatat pada saat itu Indonesia membangun sekitar 61.000 SD Inpres.
Ia lantas mengevaluasi efek dari program ini pada pendidikan dan upah.
Dengan menggabungkan perbedaan antar daerah dalam jumlah sekolah yang dibangun dengan perbedaan antar kelompok yang disebabkan oleh waktu program.
Dalam risetnya, Duflo menunjukkan bahwa pembangunan SD Inpres menyebabkan perubahan signifikan khususnya dalam meningkatkan pendidikan dan pendapatan.