Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hari terakhir kunjungan Paus Fransiskus ke Jepang, Selasa (26/11/2019) hari ini melakukan pertemuan tertutup dengan para anggota Serikat Jesuit (SJ), makan pagi bersama dan siangnya berpidato di Sophia University dengan para mahasiswa Jepang.
"Paus ingin memberikan pesan semangat dan selamat bekerja kepada para anak muda Jepang di Universitas Sophia agar mereka tetap retrospeksi dirinya dalam kehidupan sehari-hari melihat kenyataan yang ada sangat materialistis saat ini," kata sumber Tribunnews.com yang sangat dekat dengan Paus, Selasa (26/11/2019).
Menurutnya, Paus mendapat banyak masukan dari kalangan masyarakat di Jepang dan semua itu tercermin dari sambutannya yang diberikannya kemarin di Tokyo Dome dihadiri 50.000 orang, baik warga Jepang maupun warga asing yang berdomisili di Jepang.
Baca: Paus Fransiskus Minta Anak Muda Jepang Semangat Bertahan Hidup
Baca: Paus di Hiroshima Jepang: Menggunakan Nuklir untuk Perang adalah Kejahatan di Zaman Modern
Saat kunjungannya ke Tokyo Dome, Senin (25/11/2019) Paus juga mencium sekitar 10 anak-anak, mobil Toyota Mirai yang membawa Paus berhenti sejenak perlahan sambil berdiri di atas mobil.
Lalu warga yang membawa anak kecil menyodorkan anaknya dan Paus mencium kening dan pipi anak itu.
Pada saat bertemu para korban bencana alam Tohoku 11 Maret 2011, Paus juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, kepada upaya pemerintah Jepang, organisasi dan masyarakat setempat sehingga bangkit kembali.
"Terima kasih kepada banyak orang tidak hanya di Jepang tetapi di seluruh dunia yang bergerak cepat setelah bencana, membantu para korban," kata Paus.
"Perilaku saling membantu seperti itu seharusnya tidak hilang seiring waktu atau memudar karena dampak awal kemajuan teknologi saat ini," tambahnya.
Beberapa warga di daerah yang terkena dampak merasa bahwa mereka telah dilupakan. Banyak orang dihadapkan pada masalah yang berkelanjutan karena ladang dan hutan yang terkontaminasi dan efek radiasi jangka panjang.
Baca: Dari Jepang Paus Fransiskus Mengimbau Umat Manusia Jangan Terperangkap Mencari Kesuksesan Belaka
Baca: Paus Fransiskus Minta Anak Muda Jepang Semangat Bertahan Hidup
"Semoga pertemuan ini menjadi panggilan bagi semua yang berkumpul untuk memohon kepada semua orang untuk terus memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada para korban. Tanpa kebutuhan makanan, pakaian, dan tempat yang aman, Anda tidak bisa menjalani kehidupan yang bermartabat."
"Ada persyaratan minimum untuk membangun kembali hidup Anda, dan itulah sebabnya Anda membutuhkan dukungan dan bantuan dari masyarakat setempat. Tidak ada yang bisa "merekonstruksi" sendirian. Tidak ada yang bisa memulai lagi sendirian," kata Paus.
Sangat diperlukan tidak hanya untuk membantu rekonstruksi kota, tetapi juga untuk bertemu teman dan saudara-saudari yang akan memulihkan visi dan harapan.
Toshiko, salah satu korban bencana Tohoku 2011, kehilangan rumahnya karena tsunami, tetapi dia mengatakan bahwa dia bersyukur hidupnya telah diselamatkan dan dia berharap melihat orang-orang yang bersatu untuk saling membantu.