TRIBUNJABAR.ID - Kisah seorang siswi menangis sembari membacakan hasil ujiannya di hadapan makam ibunya viral di media sosial.
Diketahui siswi tersebut adalah gadis asal Penang, Malaysia.
Diceritakan gadis dalam postingan itu baru saja menerima pengumuman hasil ujian (UPSR).
Tidak seperti teman-temannya, gadis ini tidak bisa merayakannya bersama orangtuanya.
Sebab, menurut postingan tersebut, sang ibu gadis ini telah meninggal dunia saat dia masih kecil.
Saat ini gadis tersebut hanya tinggal dan diasuh oleh neneknya.
Baca: Nenek & Ayah Meninggal, Bocah 10 Tahun Asal Vietnam Tolak Diadopsi, Begini Caranya Bertahan Hidup
Namun hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk menjalani kehidupan tanpa sang ibu.
Gadis tersebut pun tetap semangat bersekolah.
Berkat dorongan sang nenek, gadis tersebut mampu menyelesaikan semua ujiannya dengan baik.
Dengan hasil jerih payah di tangannya, gadis 12 tahun bermaksud menunjukkan rasa bangganya kepada ibunya yang telah meninggal.
Setelah mendapati hasil ujiannya ia langsung mendatangi makam ibunya.
Baca: VIRAL Mahasiswa Meninggal karena Kelelahan Mengerjakan Skripsi, Bermula Didiagnosa Beta Thalassemia
Gadis tersebut berdiri di depan makam ibunya.
Sambil berlinang air mata, ia kemudian membacakan hasil UPSR di tangannya keras-keras.
Sesekali ia mengusap air mata.
Tak kuasa menahan kesedihan, sesekali ia juga menghentikan bacaannya.
Dalam postingan itu, Aishah mencoba memberikan semangat kepada gadis tersebut.
“Kamu gadis yang cemerlang di sisi Nenek. Kamu masih memiliki jalan yang panjang.
"Jika Ibu ada di sisimu saat ini, beliau juga akan bangga padamu.
"Kamu adalah anak yang tabah dan sabar menghadapi cobaan. Nenek yakin Ila akan sukses satu hari nanti..,” tulis Aishah.
Postingan viral kisah pilu gadis ini juga dibagikan akun Instagram makassar_iinfo.
Santer kisah pilu gadis itu viral di media sosial mendapatkan perhatian dari warganet.
Sebagian besar memuji gadis yang duduk dibangku SMP tersebut.
Warganet memuji kesalehan gadis tersebut karena tetap berbakti meskipun ibunya sudah meninggal dunia.
Warganet juga berdoa dan berharap gadis tersebut mendapat banyak keberhasilan di masa depannya.
@dheaay_01, "smoga bisa mncapai smua cita"mu."
Adapula warganet yang menjadikan kisah pilu siswi ini menjadi self reminder supaya bersyukur.
@merryfm_, "maka bersyukur kita yang orang tuanya atau ibunya msih di beri kesehatan dan umur pnjang."
Ditelusuri tribunjabar dari akun Facebook Aishah Mat Akat, unggahan kisah pilu gadis ini dibagikan pada (21/11/2019).
Hingga saat ini, Kamis (28/11/2019), postingan tersebut sudah mendapatkan respon 1.3 ribu like, 1.3 ribu komentar dan dibagikan 6.5 ribu kali.
Kisah Bayu, Bocah SD Yatim Piatu di Bandung Keliling Jual Keripik
Ada kisah yang bisa jadi menggetarkan hati Anda.
Seorang bocah SD berusia 11 tahun harus banting tulang berjualan keripik di kawasan Buah Batu, Kota Bandung.
Dialah Bayu, bocah kelas 4 SD yang merupakan anak yatim piatu
Sang ayah sudah tiada saat Bayu masih di bangku TK.
Sementara itu, ibunya pun meninggal saat ia duduk di kelas 1 SD.
Setelah ditinggal orangtua, Bayu tinggal bersama neneknya.
Kisah mengharukan bocah penjual keripik ini dibagikan Cakra Jaka Adhyaksa melalui Twitter.
Rupanya, Cakra bertemu dengan Bayu saat sang bocah menjajakan jualannya.
Keduanya bertemu pada malam hari di sekitar Jalan Buahbatu, Kota Bandung.
Dari foto yang dibagikan Cakra, Bayu tampak membawa ransel berisi bungkusan keripik.
Mulai dari makaroni, sumpia, dan dan lain-lain.
Cara Bayu menawarkan keripik yang dijualnnya itu dinilai sopan.
Hal ini membuat Cakra mengajak bocah SD tersebut berbincang.
Kepada Cakra, sang bocah menceritakan kehidupan pribadinya, termasuk dirinya yang sudah tak punya orangtua.
Bayu pun bercerita, keripik yang dijual itu dibuat oleh neneknya.
Sebagai cucu yang berbakti, Cakra pun ingin membantu sang nenek.
Ia mengaku, membantu neneknya secara tulus karena selama ini sudah merepotkan ibu dari orangtuanya itu.
Bayu diketahui mulai berjualan sejak ibunya meninggal.
"Mau bantuin nenek, soalnya nenek udah ngurusin aku jadi aku enggak mau repotin nenek," kata Bayu kepada Cakra.
Dari rumah neneknya yang berada di Ciwastra, Bayu pun menempuh perjalanan hingga enam kilometer menuju Buahbatu.
Biasanya, ia naik angkot sambil menggendong ransel berisi sekitar 50 bungkus keripik.
Tak hanya satu, kadang-kadang ia pun membawa dua ransel untuk berjualan.
Walaupun sibuk membantu cari nafkah untuk sang nenek, Bayu tetap sekolah.
Ia justru berjualan setiap hari setelah selesai pulang sekolah.
Bocah SD itu menjual satu bungkus keripik seharga Rp 5 ribu.
Saat sore, Bayu biasa nangkring di sekitar Ayam Geprek Bensu atau sekitar Jalan Banteng.
Kemudian, ia berjalan sambil berjualan ke arah Mcd Buahbatu.
Malamnya, ia kerap melanjutkan berjualan di sekitar Kliningan.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul VIRAL, Kisah Pilu Ibu Meninggal, Siswi Ini Tak Kuasa Menangis Tunjukkan Hasil Ujian di Makam Ibunya, https://jabar.tribunnews.com/2019/11/28/viral-kisah-pilu-ibu-meninggal-siswi-ini-tak-kuasa-menangis-tunjukkan-hasil-ujian-di-makam-ibunya?page=all.