TRIBUNNEWS.COM,MADRID-Meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim adalah salah satu program strategis pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong menegaskan, Konvensi Kerangka Kerja tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) ke-21 di Paris tahun 2015 lalu, Presiden Jokowi sudah memastikan komitmen pemerintah Indonesia
Komitmen yang dimaksud, mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen di bawah Business As Usual (BAU) tahun 2030, dan hingga 41 persen dengan dukungan dari komunitas internasional.
"Dampak global perubahan iklim menjadi perhatian serius bagi komunitas global, termasuk Indonesia," Wamen Alue Dohong saat menjadi pembicara dalam Forum High Level Meeting on Forest: Enhanching the Role of Forest in Nature Based Solutions di ajang Konferensi Perubahan Iklim atau COP 25 UNFCCC Kamis (5/12/2019) waktu setempat.
Baca: Cerita Wamen Alue Dohong Swafoto Bersama Raja Spanyol dan Salam untuk Presiden Jokowi
Sebagai negara kepulauan dengan sumber daya nasional dan keanekaragaman hayati yang signifikan, Indonesia berada pada risiko besar terkena dampak negatif dari perubahan iklim.
Namun lanjut Wamen Indonesia juga memiliki potensi besar, berperan dalam mitigasi dan adaptasi terhadap dampak negatif dari perubahan iklim.
Wamen Alue Dohong kepada para peserta yang hadir dalam forum itu memastikan kembali sikap Indonesia menghadapi perubahan iklim. Adaptasi dan mitigasi.
"Adaptasi berarti menyesuaikan diri kita dengan dampak perubahan iklim. Sedangkan mitigasi, upaya mengurangi emisi gas rumah kaca melalui gaya hidup rendah emisi dalam kehidupan kita sehari-hari," wamen menjelaskan.
"Kunci mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan cadangan karbon untuk kurangi dampak perubahan iklim. Mengintegrasikan adaptasi dan mitigasi ke berbagai kegiatan pengelolaan lingkungan dengan masyarakat. Memperhatikan risiko iklim," lanjutnya.
"Lebih 50 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan, yang berjumlah sekitar 83.000 desa. Populasi pedesaan ini sekitar 3 kali ukuran seluruh populasi di Spanyol," katanya lagi.
Pemerintah Indonesia wamen memastikan, telah melakukan sesuatu, salah satunya melalui Program Desa Iklim, atau Proklim.
Dengan mengajak masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim.
Baca: Indonesia Raya Menggema di Ajang COP 25 UNFCCC Madrid, Spanyol
Proklim adalah program nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk meningkatkan partisipasi publik, serta pemangku kepentingan lainnya.
Program yang dimaksud bertujuan memberikan pengakuan terhadap program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Baca: Indonesia Ingin Perjanjian Paris di Konferensi Perubahan Iklim di Madrid Terwujud
Yang berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan sesuai dengan situasi setempat.