News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Profil Model Altantuya, yang Jenazahnya Diledakkan Diduga Selingkuhan Mantan PM Malaysia Najib Razak

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto kiri mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Sedangkan foto kanan adalah model Mongolia Altantuya Shaariibuu yang dibunuh dengan cara ditembak mati dan jenazahnya diledakkan dengan C-4 pada 2006 silam. Najib disebut memerintahkan pembunuhan tersebut melalui kesaksian salah seorang terdakwa.(Reuters, AFP via Channel News Asia)

TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR -  Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengaku siap melakukan " sumpah laknat" setelah dituduh perintahkan membunuh model Mongolia, Altantuya Shaariibuu.

Dalam unggahannya di Facebook, Najib menyatakan dia akan melaksanakan sumpah itu di Masjid Jamek di Kampung Baru selepas shalat Jumat (20/12/2019).

"Saya berniat menggelar sumpah laknat untuk membantah tuduhan yang dilayangkan dalam kesaksian Azilah Hadri," ujar Najib Razak dikutip dari Kompas.com.

Dilansir Channel News Asia pada Rabu (18/12/2019), si pengucap sumpah siap menerima konsekuensi jika dia terbukti berbohong.

Kasus ini mencuat lagi dalam beberapa hari terakhir ini.

Najib Razak (kiri), jenazah Alantuya Shariibuu berserakan setelah diledakkan (tengah) dan Alantuya Shariibuu semasa hidupnya. ()

Baca: PM Malaysia Hadiri Pelantikan Jokowi-Maruf Amin

Janji itu disampaikan Najib setelah kesaksian yang dilayangkan Azilah, mantan polisi yang diputus bersalah dalam pembunuhan Altantuya.

Altantuya, perempuan yang disebut adalah model Mongolia, menyita perhatian publik Malaysia setelah dia ditembak dan jenazahnya diledakkan.

Setelah ditembak mati, jenazah Altantuya diledakkan menggunakan peledak militer jenis C-4 di Shah Alam pada 2006 silam.

Dia disebut merupakan kekasih Abdul Razak Baginda, analis politik yang sempat menjadi penasihat Najib pada 2000 sampai 2008.

Dalam keterangan bertanggal 17 Oktober, Azilah mengungkapkan perintah untuk membunuh datang langsung dari Najib.

Azilah menerangkan, Najib memberikan instruksi untuk "menangkap dan membunuh" Altantuya pada 2006 silam.

Politisi yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia (DPM) memandang Altantuya sebagai "mata-mata asing".

"DPM menjawab 'tembak mati", dengan menunjukkan gestur seolah-olah dia melukai lehernya sendiri," kata Azilah dalam kesaksian tertulisnya.

Azilah kemudian menanyakan lagi apa tujuan dari instruksi agar jenazah "si agen asing" dihancurkan dengan peledak.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini